CERITA PENDEK
TANGISAN MUNAJAT
( Ahmad Syafiul Anam,Lc )
Saat waktu Dluha itu aku sedang berada di sebuah masjid. keadaan masjid tampak sepi, hanya satu atau dua orang yang aku jumpai berada dalam masjid ini. Salah seorang mereka sedang membaca Al Qur’an sementara seorang lagi sedang berdzikir dengan khusyu’ dan penuh ketenangan.
Aku meletakkan tas rangselku di serambi masjid kemudian segera aku mengambil air wudlu. Mengapa tiba-tiba muncul keinginanku untuk melaksanakan shalat Dluha,padahal sudah lama rasanya aku tidak mengerjakannya karena banyaknya aktifitas dan kesibukanku selama ini. Ya Allah… ampunilah hamba-Mu yang sering melalaikan-Mu ini.
Aku berusaha menunaikan shalat Dluha dengan sekhusyu’ mungkin semoga Allah memberikan kemudian dan jalan keluar untukku. Setelah salam aku tengadahkan kedua tanganku berdoa :”Ya Allah.. jika rezekiku saat ini ada di langit maka kami mohon turunkanlah, jika ia ada di bumi-Mu maka keluarkanlah, jika rezeki itu sulit diraih maka mudahkanlah untukku, jika ia rezeki yang haram maka bersihkanlah, jika ia jauh maka dekatkanlah dengan segala kekuasaan dan kekuatan-Mu.. berikanlah kepadaku karunia sebagaimana yang Engkau karuniakan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh”.
Aku terus bermunajat kepada-Nya dengan hati yang khusyu’, perasaan syahdu. Aku begitu merindukan kedekatan dengan-Nya dan tanpa terasa bulir-bulir air mataku tidak kuasa mengalir merasakan keharuan yang luar biasa. Seseorang yang tadi membaca Al Qur’an terheran melihatku, kulihat ia mulai mendekatiku kemudian menepuk pundakku.
“Akhi…. Sepertinya dirimu ada masalah. Sepertinya kamu baru sekali kesini ya.. belum pernah aku melihatmu disini” Ucap laki-laki itu dengan sedikit senyum.
“Namaku Ahmad… saya bingung karena istriku saat ini mengandung dan tak lama lagi akan melahirkan… menurut bidan serta dokter ia akan melahirkan secara operasi cesar karena posisi kandungan yang sungsang. Dari mana saya mendapatkan biaya untuk operasi sementara makan saja kami masih sulit” Ucapku sedikit malu.
“Cobalah akhi Ahmad melakukan amal kebaikan , semoga Allah memudahkan urusanmu” ucap laki-laki itu kemudian meninggalkanku.
Dalam perjalanan pulang aku terus mengingat apa yang dikatakan laki-laki yang kutemui di masjid tadi. Segera saja aku arahkan motorku ke pesantren tahfidhul Qur’an terkenal di daerah ini, aku memantapkan diri untuk bertemu dengan pengasuh Pesantren tersebut.
Ustadz Imron menyambutku dengan baik dan menanyakan maksud kedatanganku. Aku menceritakan maksud kedatanganku dan menyerahkan sedikit uang yang kumiliki dan meminta ustadz Imron untuk membagikan uang tersebut kepada beberapa santrinya. Aku yakin diantara santrinya barangkali ada seorang anak yatim yang doanya didengar Allah sehingga permohonanku akan dikabulkan.
Ba’da Isya aku baru sampai di rumah, karena ba’da Maghrib aku harus mengikuti pengajian di sebuah masjid. Ketika aku masuk ke rumah, kulihat wajah istriku berseri-seri menyambut kedatanganku. Ia menceritakan baru saja dari rumah bidan Ida memeriksakan kandungannya, hal ajaib telah terjadi kata bidan Ida kandungannya sudah kembali normal dan tidak sungsang lagi.
Seketika itu juga aku tersungkur melakukan sujud syukur atas nikmat tak ternilai yang Allah karuniakan kepadaku ini.
“Maha suci Engkau ya Allah….. “
(Grobogan, 10 April 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar