PELAJARAN BERHARGA DARI IBADAH HAJI DAN PENYEMBELIHAN KURBAN*
( AHMAD SYAFIUL ANAM,Lc )
9X الله أكبر
الله
أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله إلاّ الله والله أكبر
الله أكبر ولله الحمد
Hadirin
hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
Pada
hari yang berbahagia ini marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
SWT dengan banyak-banyak mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih kepada-Nya
karena dengan nikmat serta taufiq-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang mulai
ini untuk bersama-sama melaksanakan shalat Idul Adha. Semoga dengan melakukan
shalat Idul Adha ini secara berjamaah ini akan menambah keakraban dan ukhuwwah
diantara kita semua, dan persaudaraan tersebut tidak hanya persaudaraan yang
temporal melainkan akan berlanjut terus hingga di akhirat nanti.
Semoga
shalawat dan salam tercurahkan kepada seorang dai agung yang telah mengeluarkan
manusia dari lembah kegelapan menuju jalan terang benderang, memalingkan
manusia dari penyembahan terhadap
manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan yang memiliki kekuasaan tak terbatas
oleh ruang dan waktu, telah membawa umat yang dipimpinnya menjadi umat yang
berperadaban tinggi dan memporakporandakan benteng Romawi dan Persia. Semoga
kita semua akan mendapat syafaat darinya kelak pada hari yang tak ada
seorangpun bisa menyelamatkan dirinya kecuali orang yang menghadap Tuhannya
dengan hati yang bersih dan suci.
Hadirin
hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
Hari
ini kita melaksanakan shalat Idul Adha yang merupakan hari yang sangat
bersejarah dalam Islam. Allah memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin di
seluruh penjuru dunia untuk mengumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih semenjak
fajar hingga sebelum terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah dan juga
memerintahkan kita untuk melakukan penyembelihan kurban yang dibagikan kepada
faqir dan miskin yang membutuhkan. Perintah berkorban ini secara jelas
termaktub dalam Al Qur’an.
فصلّ
لر بّك وانحر
Artinya : Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkorbanlah “ (QS Al Kautsar :3 )
Pada
saat yang sama pula seluruh jamaah haji kemarin melaksanakan wukuf di Arafah, meski dibawah terik matahari
yang panas tetapi mereka tetap khusyu’ melakukan ibadah wukuf tiada yang mereka harapkan
selain ridha Allah.
Apa
sebenarnya hikmah dari ibadah haji dan perintah untuk melakukan penyembelihan
kurban itu sendiri, inilah yang akan saya sampaikan dalam kesempatan khutbah
ini.
Pertama: Diantara hikmah haji dan
ibadah kurban adalah terbentuknya persatuan yang kokoh antar umat Islam seluruh
dunia. Pada tanggal 9 Dzul Hijjah kemarin semua kaum muslimin seluruh dunia
dari berbagai penjuru dunia tanpa memandang etnis, kulit, bahasa dan negara
asal mereka berkumpul di padang Arafah untuk melakukan wukuf. Mereka dengan
khusyu’nya berdoa kepada Allah dengan bahasa mereka dan sesuai dengan tuntunan
manasik yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Ibadah wukuf adalah ibadah yang
sangat urgen diantara sekalian manasik karena dengan ibadah wukuf tersebut
seakan menandai akan segera berakhirnya ibadah haji. Rasulullah dalam sebuah
haditsnya menyatakan bahwa haji adalah wukuf di Arafah.
Ibadah
haji merupakan ibadah yang sangat memiliki arti bagi kaum muslimin. Sudah
saatnya ibadah haji dapat mempererat ukhuwwah antar umat Islam seluruh dunia,
karena saat itulah mereka berkumpul dengan niat yang sama , mengunjungi tempat
yang sama serta menyembah Tuhan yang sama. Ibadah haji semacam konggres akbar
umat Islam, kalau mereka bisa memanfaatkan momen yang ada setiap tahun ini
mereka akan dapat mengambil keuntungan dan manfaat dari ibadah haji itu
sendiri. Haji bukan hanya sebuah ibadah yang berdimensi vertikal saja, tapi
haji adalah juga ibadah yang mencakup horisontal juga. Para hujjaj adalah
orang-orang yang telah mendapatkan gemblengan selama mereka melaksanakan ibadah
haji, dan sepulang mereka dari baitullah sangat diharapkan mereka menjadi
pionir dakwah sebagai agen perubahan serta mengajak seluruh umat untuk bersatu
dalam payung syariat yang hanif.
Dalam
ibadah wukuf kita mendapat pelajaran begitu pentingnya sebuah persatuan dan
kesatuan diantara umat Islam. Allah memerintahkan kepada kita untuk berpegang
kepada tali-Nya dan tidak bercerai berai sehingga memudahkan musuh Islam untuk
menghancurkan kita. Tidak ada nikmat yang lebih indah yang kita rasakan selain
rekonsiliasi umat setelah lama berseteru dalam perselisihan dan pertikaian.
Marilah kita lupakan semua permusuhan diantara kita, karena permusuhan diantara
kita justeru akan menjatuhkan kita ke dalam jurang yang dalam dan kemunduran
yang tak ada yang mengetahui kapan akan berakhir selain Allah SWT.
Wahai
Umat Islam belajarlah dari kehancuran khalifah Abbasiyah di Baghdad pada tahun
656 H, mereka tak mampu menghadang pasukan mongolia yang dipimpin Hulago Khan.
Baghdadpun memerah karena darah kaum muslimin yang menjadi korban pembantaian
kaum Tartar. Mengapa itu semua bisa terjadi? Tak lain karena perselisihan yang
terjadi diantara mereka serta pengkhianatan salah seorang mereka yang
mengorbankan kepentingan umat demi membahagiakan kepentingan sesaat.
Juga
bacalah bagaimana cerita lenyapnya negeri dongeng Andalusia Spanyol yang pernah
dihuni peradaban Islam selama 8 abad tiba-tiba diporakporandakan oleh kaum
salibis karena perpecahan yang terjadi
diantara mereka sehingga saat serangan tersebut datang mereka tak mampu lagi
menangkal dengan runtuhnya Granada tahun 1492 M maka berakhirlah periode emas
Islam di Indonesia.
Perang
teluk antara Irak melawan Iran serta invasi Irak ke Kuwait d seperempat yang
terakhir anad 20 seakan menambah data luka umat ini.
Sementara
pada abad kontemporer ini umat yang konon berjumlah hampir sepertiga penduduk
dunia ini harus menghadapi pukulan telak
yang bertubi-tubi dari musuh Islam. Setelah Afghanistan harus bertekuk lutut
dibawah kekuatan negara adidaya , Irak tak mampu menahan serangan imprealisme
AS, setelah itu Syiria mendapat embargo ekonomi. Masalah tidak berhenti sampai disini mereka juga mengadu
domba antara sesama muslim, di Irak kita melihat bagaimana Sunni dan Syiah
bertikai , juga di Palestina antara kelompok Hamas dengan Fatah.
Dengan
momen ibadah haji ini tidaklah sepantasnya umat Islam di seluruh dunia ini
untuk sejenak merundingkan permasalahan umat secara bersama. Bukankah mereka
adalah satu umat yang diikat dengan akidah yang sama? Bukankah mereka sebuah
umat yang diibaratkan seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu
dengan yang lainnya? Bukankah mereka sebuah umat yang diibaratkan satu tubuh
yang apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit maka yang lain akan merasa
sakit juga?. Allah berfirman :
واعتصموا
بحبل الله جميعا ولا تفرّقوا واذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم أعداء فألّف بين
قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا وكنتم على
شفا حفرة من النّار فأنقذكم منها كذلك يبين الله لكم آياته لعلّكم تهتدون
Artinya:”Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu gar kamu mendapatkan petunjuk “ (QS Ali
Imran:103).
Hadirin
hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
Kedua,
diantara hikmah dari ibadah haji dan kurban adalah kepasrahan dan tunduk total
atas segala yang diperintahkan dan yang dikehendaki oleh Allah. Melakukan
ibadah haji merupakan sebuah keniscayaan akan mengingatkan kita akan sejarah
nabi Ibrahim AS bersama puteranya nabi Ismail, karena berkat keduanya pula
Allah mewajibkan kita untuk melakukan ibadah kurban.
Kita
akan teringat bagaimana saat pertama nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke
dataran Makkah, saat itu Makkah adalah sebuah tanah yang gersang dan tandus
yang tak banyak menarik hati orang untuk mengunjunginya. Ibrahim datang ke
Makkah bersama isterinya Hajar dan anaknya yang masih kecil, Ismail. Mereka
bertiga bersabar dan tidak mengeluh dengan kondisi Mekkah yang sangat tidak
cocok bagi mereka, mereka hanya mengharap semoga pertolongan Allah datang
segera.
Nabi
Ibrahim menyadari bahwa Mekkah adalah tempat yang akan dihuni kelak oleh anak
dan keturunannya, ia berpikir kalau seandainya Mekkah tetap dengan kondisi
seperti itu maka ia mengkhawatirkan
nasib dan masa depan keturunannya. Ibrahimpun berdoa kepada Allah dengan
hati yang ikhlas dan pasrah dan doa tersebut diabadikan dalam Al Qur’an:
ربّنا
إنّي أسكنت من ذرّيّتي بواد غير ذي زرع عند بيتك المحرّم ربّنا ليقيموا الصّلاة فاجعل أفئدة من النّاس
تهوي اليهم وارزقهم من الثّمرات لعلّهم يشكرون
Artinya : “Ya Tuhan kami,
sesunguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” ( QS Ibrahim :37 ).
Ibrahim
sangat mengharapkan semoga Allah menjadikan negeri Makkah menjadi negeri makmur
yang aman sehingga membuat banyak orang untuk mau datang ke Mekkah. Dan Allah
pun mengabulkan permintaan dan doa ibrahim, karena setelah itu Allah
memerintahkan Ibrahim untuk menyerukan kepada seluruh manusia untuk mengunjungi baitullah. Dan sejak saat
itu semua orang dari berbagai penjuru baik yang berjalan kaki maupun yang
menaiki kendaraan datang berbondong-bondong ke kota Mekkah untuk melaksanakan
ibadah haji bahkan dari tempat yang sangat jauh sekalipun, hal ini akan terus
dilakukan oleh umat Islam hingga hari kiamat nanti.
وأذّن
في النّاس بالحجّ يأتوك رجالا وعلى كلّ ضامر يأتين من كلّ فجّ عميق
Artinya : “Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh “ (QS Al Hajj :27).
Demikianlah
Ibrahim adalah orang pertama yang menyeru umat manusia untuk mengunjungi
baitullah dan ia akan mendapat pahala terus menerus mengalir selama umat Islam
masih melaksakan ibada haji.
Bagaimana
dengan ibadah kurban? Allah memerintahkan orang Islam untuk berkorban untuk
mengenang sejarah Ibrahim bersama Ismail. Ibrahim adalah seorang bapak yang
sangat sayang terhadap anaknya dan itulah seharusnya seorang bapak bersikap
terhadap anaknya. Allah ingin menguji apakah kecintaan Ibrahim kepada Ismail
mengalahkan kecintaannya kepada Allah SWT.
Saat
itu Ismail masih sangat belia tapi tiba-tiba dalam mimpi Ibrahim ia
diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya,Ismail. Hati Ibrahim saat itu
masih bimbang benarkah mimpi tersebut dan Allah yang memerintahkan, setelah
beberapa kali ia bermimpi yang sama akhirnya Ibrahim yakin bahwa mimpi tersebut
dari Allah dan sebagai seorang hamba yang taat ia harus mengorbankan segalanya
demi Allah. Tapi Ibrahim tetaplah seorang yang demokratis, ia tidak begitu saja
menyembelih Ismail tapi terlebih dulu ia meminta persetujuan dari Ismail.
Sebuah
dialog yang menunjukkan kepasrahan mereka dan ketaatan kepada Dzat yang maha
kuasa ini diabadikan dalam Al Qur’an :
فلمّا
بلغ معه السّعي قال يابنيّ انّي أرى في المنام أنّي أذبحك فانظر ماذا ترى قال يآأبت افعل ما تؤمر ستجني ان شاء الله من
الصّابرين
Artinya: Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:”Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka
fikirkanlah apa pendapatmu”. Ia menjawab;”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar ( QS Ash Shaffat :102 ).
Setelah
itu Ibrahim semakin mantap untuk melaksanakan penyembelihan tersebut apalagi
setelah Ismail menyatakan kesediaannya untuk disembelih. Ibrahim segera
mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut, saat
keberangkatan Ibrahim dan Ismail keduanya dihentikan oleh Hajar. Hajar
menanyakan apa yang akan dilakukan keduanya. Kemudian Ibrahim menceritakan
bahwa Allah telah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail, Hajarpun
berusaha meyakinkan sekali lagi dan berkata: “Apakah memang Allah yang
memerintahkan hal tersebut kepadamu?” Ibrahim membenarkan pertanyaan Hajar
tersebut.
Lihatlah
bagaimana jawaban Hajar yang menunjukkan begitu dalam keimanan dan
kepasrahannya pada semua kehendak Allah. Ia mengatakan :”Kalau memang demikian,
Tuhan tidak akan menyia-nyiakan engkau”. Akhirnya apa yang dikatakan Hajar
benar, berkat kepasrahan mereka bertiga Allah menyelamatkan Ibrahim dari
penyembelihan bahkan menggantinya dengan domba dari sorga. Untuk mengenang
kisah Ibrahim maka Allah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan kurban
setiap tahunnya. Kurban tersebut disembelih antara tanggal 10 Dzulhijjah – 13
Dzulhijjah. Allah memberikan pahala yang besar kepada orang yang mau berkorban
dengan ikhlas, karena pada dasarnya yang diterima Allah dari penyembelihan
kurban bukanla daging dan darah binatang kurban melainkan ketakwaan dari
seseorang yang berkurban.
لن
ينال الله لحومها ولا دمآءها ولكن يناله التّقوى منكم كذلك سخّرها لكم لتكبّروا الله على ما هداكم
وبشّر المحسنين
Artinya : “Daging-daging untah dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkan untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”
(QS Al Hajj :37 ).
Hadirin
hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
Ketiga,
hikmah yang ketiga dari pelaksanaan ibadah haji dan kurban adalah memupuk rasa
solidaritas antara sesama umat Islam. Sudah tak terbantahkan lagi bahwa ibadah haji
memiliki arti yang sangat penting bagi umat Islam, karena ibadah ini bisa
menunjukkan begitu mulianya agama ini, dan saat ribuan orang bersama-sama
mengumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih seakan bumi bergetar dan bergoyang
mengikuti lantunan merdu suara orang-orang yang bermunajat khusyu dan tidak
mengharap selain ridla-Nya. Ibadah haji merupakan ritual dan syiar terbesar
yang ada di dunia, sampai sekarang belum ada dalam sejarah agama manapun yang
mampu melakukan syiar sebagaimana ibadah haji. Dahulu kala seorang raja
Ethiopia di Yaman bernama Abrahah mendirikan sebuah gereja yang megah dan
menjulang tinggi dengan aksesoris emas dan marmer aduhai, ia menyerukan kepada
orang-orang yang menziarahi tempat tersebut dengan maksud untuk memalingkan
orang dari Ka’bah tapi ia tidak mampu bahkan ia yang berkeinginan merobohkan Ka’bah dengan
tentaranya yang super top dengan berkendara gajah-gajah terlatih toh tak mampu
juga merealisasikan niatnya justeru ia
dan pasukannya dibinasakan Allah melalui burung Ababil. Peristiwa ini disebutka
dalam Al Fiil ayat 1-5.
Orang-orang
barat yang anti Islam sangat khawatir dengan pengaruh haji itu sendiri. Bahkan
ada diantara mereka yang mengatakan bahwa yang menopang kekuatan umat Islam ada
3 yaitu:
1.Tegaknya khilafah Islamiyyah
2.Universitas Al Azhar Kairo yang
notabene adalah universitas tertua
3.Ibadah haji yang bisa dikatakn
konggres akbar umat Islam sedunia.
Setelah
runtuhnhya khilafah dan mulai melemahnya kekuatan Al Azhar dalam menghadapi
tekanan-tekanan eksternal tinggal satu kekuatan lagi yaitu ibadah haji. Dengan
ibadah haji umat Islam seharusnya
memanfaatkannya untuk melakukan perundingan untuk menyelesaikan permasalahan
umat yang sangat kompleks ini. Mereka harus segera mencari langkah yang tepat
untuk menyelesaikan konflik di Palestina termasuk bagaimana mereka bisa bersama
membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan tak berkemanusiaan yang dilakukan
gerakan zionisme Israel. Inilah sebuah bukti solidaritas mereka terhadap
saudara mereka sendiri, bukankah Rasulullah telah bersabda:”Tidak beriman
kalian sehingga kalian mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri “.
Solidaritas
juga seharusnya ditunjukkan oleh kaum muslimin yang tidak melakukan ibadah
haji. Mereka disunnahkan untuk melakukan puasa Arafah untuk menghormati
saudara-saudara mereka yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Begitu juga
solidaritas ini ditunjukkan dengan diwajibkannya kurban bagi orang yang mampu
melakukannya untuk diberikan kepada fakir dan miskin yang membutuhkan, supaya
mereka ikut merasakan bahagia dengan datangnya Id. Ibadah kurban tersebut
merupakan latihan bagi seorang muslim untuk bisa merasakan apa yang dirasakan
oleh sesamanya. Agam Islam sangat menganjurkan orang yang mampu untuk melakukan
korban bahkan mengancam mereka yang enggan untuk berkurban.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
من
كان له سعة ولم يضحّ فلا يقربنّ مصلاّنا
Artinya: Barang siapa yang memiliki
kemampuan dan tak mau berkurban maka janganlah mendekati tempat shalatku (HR
Ahmad & Ibnu Majah ).
Keempat
, Berkurban adalah sebuah simbol pengorbanan terhadap segala yang kita cintai.
Ibrahim dan keluarganya sangat mencintai Ismail dan sebagai bukti bahwa mereka
siap apa saja demi Allah, maka Allah menguji mereka dengan mengorbankan orang yang
paling mereka cintai yaitu Ismail. Jadi pada hakekatnya Ismail adalah simbol sesuatu
yang dikorbankan. Kita yang hidup di zaman sekarang Ismail-Ismail kita bisa berujud
rumah mewah, deposito, tanah, mobil, kekayaan serta pangkat yang kita miliki. Dengan
mendalami makna berkorban kita akan dapat menangkap pesan yang disampaikan Allah
melalui perintah berkurban tersebut.
Semoga
Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dari semua
peristiwa bersejarah tersebut dan menjadikan kita orang-orang yang sabar dalam menghadapi
ujian Allah dan menjadikan kita orang-orang yang selalu pasrah dan tunduk kepada
semua aturan dan syariat-Nya. Amiin.