KHOTBAH JUM'AT

Jumat, 11 Februari 2011

Keteladanan Seorang Pemimpin

Di tengah kondisi bangsa yang masih carut marut, korupsi kolusi dan nepotisme yang masih menggerogoti, kemiskinan yang menjadi problem besar umat, saat banyak orang mulai tidak menaruh lagi kepercayaan terhadap pemimpin mereka, saat-saat itulah sangat tepat bagi sebuah bangsa untuk berinstrospeksi. janganlah kelemahan, kekurangan dan ujian yang mereka hadapi menjadikan mereka kehilangan kendali.
Bangsa ini membutuhkan kembali sosok-sosok pemimpin yang memiliki keteladanan dan memberikan pengayoman kepada seluruh kumponen bangsa ini.
Dalam Islam keteladanan seorang pemimpin mendapat perhatian yang cukup signifikan. Begitu urgennya hal ini, sehingga Islam menempatkan derajat pemimpin yang adil di tempat yang tinggi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa diantara 7 golongan yang  akan diberikan naungan Allah pada hari kiamat kelak adalah seorang imam (pemimpin yang adil).
Para sahabat dan orang-orang Islam setelahnya tidak hanya melahap ajaran Rasulullah melalui teks-teks saja, melainkan mereka berusaha menerapkan keadilan dalam kehidupan mereka. Pemimpin-pemimpin muslim adalah contoh bagaimana ajaran Islam secara serius menerapkan keadilan dalam sebuah sistem pemerintahan.
Rasulullah tidak pernah memberikan perlakuan berbeda terhadap rakyatnya. Saat terjadi pencurian yang dilakukan seorang perempuan dari bani Makhzum (Padahal bani Makhzum adalah termasuk kabilah yang terpandang di Arab saat itu), beberapa orang Makhzum khawatir jika Rasulullah akan memotong tangan perempuan Makhzum tersebut. Mereka kemudian meminta kepada Usamah bin Zaid untuk menyampaikan keberatan mereka atas hukuman yang akan menimpa perempuan Makhzum tersebut. Saat Usamah menyimpaikan hal itu kepada Rasulullah, Rasulullah marah dan berkata: "Celaka kalian, sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah jika seorang mulia dari mereka mencuri maka mereka membiarkannya dan jika seorang yang rendah dari mereka mencuri maka mereka menegakkan hukuman had, demi Allah jika Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya". Inilah keadilan yang sulit ditemukan sampai kapanpun dalam sejarah umat manusia.
Ingat bagaimana kisah Umar bin Khottob saat ia mendapatkan laporan bahwa Amr bin Ash menggusur gubug milik Yahudi dengan alasan untuk pelebaran masjid. Umar memerintahkan Amr bin Ash untuk mengembalikan gubug milik Yahudi tersebut. Uniknya karena melihat keagungan Islam inilah, Yahudi tersebut masuk Islam.
Seorang pemimpin hendaklah memiliki rasa kasih sayang terhadap rakyatnya, saat terjadi musim paceklik yang luar biasa menyerang wilayah Islam saat itu Kholifah Umar bin Khoththob bersumpah tidak akan makan dengan nyaman sehingga rakyatnya semua bisa terlepas dari paceklik tersebut. Bahkan diantara bukti sifat takutnya kepada allah Umar berkata :"Demi Allah, seandainya di ujung Madinah ada kuda yang jatuh terpeleset, niscaya aku khawatir jika kelak akan dimintai pertanggung jawaban Allah"
Demikianlah, seorang pemimpin hendaklah memberikan keteladanan kepada rakyatnya, janganlah ia rakus terhadap dunia. Jangan pula sekali-kali ia menikmati kucuran harta melimpah dan kehidupan mewah jika rakyatnya hidup sengsara dan menderita.
Semoga tulisan ini menggugah hati setiap orang yang memiliki hati nurani dan kepekaan terhadap umat.

Surakarta, 11 Pebruari 2011
(Ahmad Syafiul Anam, Lc)

Bukti Mencintai Rasulullah SAW

Setiap orang pasti memiliki seseorang yang diidolakannya, lihatlah saat ini dimana-mana orang-orang bicara tentang tokoh yang diidolakan dan dipujanya. Biasanya seorang yang mencintai akan memuja setinggi langit, mengkultuskan dan membela mati-matian orang yang dicintainya.
Siapakah orang yang paling pantas untuk kita cintai?
Marilah kita baca firman Allah SWT:

"Katakanlah (Wahai Muhammad): Jika kalian mencintai Allah maka kutilah aku maka Allah akan mencintai kalian dan akan memberi ampun kalian"  (Ali Imran :31)

Dalam sebuah hadits Ralullah bersabda: "Tidaklah salah seorang kalian beriman sehingga aku menjadi orang yang paling dicintainya melebihi cintanya kepada orang tuanya, anaknya dan semua manusia" (HR Bukhari, Muslim, Ibnu  Majah, Ahmad, Darimi & Ibnu Hibban)

Sahabat adalah orang-orang yang memberi teladan kepada kita bagaimana kecintaan mereka yang luar biasa mereka kepada Rasulullah SAW. Tak ada kisah yang seindah selain saat Abu Bakar menyertai Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Abu Bakar dengan kesabaran dan keberaniannya senantiasa berusaha melindungi Rasulullah dari segala kemungkinan bahaya yang akan mengancamnya. sejarah juga mencatat keberanian Ali bin Abi Thalib saat ia menggantikan tempat tidur Rasulullah saat beliau hijrah ke madinah.

Wahai kaum muslimin, meskipun Rasulullah seseorang yang sangat kita cintai tapi kecintaan tersebut haruslah sesuai dengan aturan dan pedoman syariat yang ada. dalam hal ini rasulullah mengingatkan kepada kita dalam sebuah haditsnya;
"Janganlah kalian memujiku berlebihan sebagaimana  orang-orang Nasrani mengkultuskan Isa bin Maryam, aku hanyalah seorang hamba Allah dan rasul-Nya"  (HR Bukhori, Ahmad, Darimi & Ibnu Hibban)

Marilah kita mencintai Rasulullah dan untuk membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah kita sebagai ummatnya berusaha mengikuti sunnah-sunnah dan ajarannya

Surakarta, 11 Pebruari 2011
(Ahmad Syafiul Anam, Lc)