KHOTBAH JUM'AT

Senin, 27 Februari 2012

PERAN PEMUDA DALAM PERJALANAN DAKWAH ISLAM


PERAN PEMUDA
DALAM PERJALANAN DAKWAH ISLAM
(Ahmad Syafiul Anam ,Lc)
          Diantara misi terbesar para Nabi dan Rasul adalah membawa pesan dakwah tauhid yaitu mengajak seluruh manusia untuk menghilangkan penyembahan selain Allah menuju penyembahan hanya kepada Allah, Dzat yang menciptakan jagad raya dengan segala keindahannya.
          Allah berfirman:
“Wahai manusia sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Baqarah : 21).
          Dalam sejarah kehidupan umat manusia senantiasa akan diisi perjalananan panjang suka dan duka dakwah menuju kebenaran. Setiap Nabi serta Rasul senantiasa akan berhadapan dengan rintangan dan hambatan dakwah. Nuh AS menghadapai kaumnya yang membangkang bahkan anaknya sendiri berada diantara para pembangkang itu,  Luth AS menghadapi kaumnya yang menentang bahkan istrinya jua menentangnya, Musa AS berhadapan dengan diktator  masa itu yang juga mengakui sebagai Tuhan yaitu Fir’aun sebagaimana ia berhadapan dengan bisnisman sukses yang ingkar Allah yaitu Qarun, tak terkecuali Rasulullah SAW juga menghadapi keras kepalanya orang-orang macam Abu Jahal, Abu Lahab, Walid bin Mughirah, Uqbah bin Abi Mu’ith. Demikianlah sunnatullah menggariskan bahwasanya perjalanan dakwah kepada tauhid tidak akan lepas dari perseteruan yang terjadi antara kebenaran dan kebatilan, yang pada akhirnya kebenaran akan selamanya meraih kemenangan dan kejayaan.
          Bagaimana peran pemuda dalam dakwah?
          Tidak dipungkiri lagi bahwa pemuda memiliki peran yang sangat vital dalam mengawal perkembangan dakwah Islam. Sejarah kenabian Rasulullah membuktikan bahwa pada awal perkembangan dakwah, di saat generasi tua saat itu merasa gengsi untuk mengikuti agama Muhammad ternyata banyak para pemuda dari generasi sahabat yang berani tampil ke muka membela agama Allah.
          Beberapa karakter yang seharusnya dimiliki seorang pemuda muslim untuk mengawal estafeta dakwah sebagai berikut:
1.Keimanan yang kuat dan ketegaran dalam menghadapi segala rintangan dakwah.
Para pemuda Ashabul Kahfi telah membuktikan meski usia mereka masih muda tapi mereka berani menentang penguasa yang dzalim dan mengajak kesyirikan. Dalam kondisi yang sulit mereka tetap berusaha menjaga kemurnian akidah mereka.
2.Ukhuwwah (persaudaraan) serta persatuan yang kokoh. Jika para pemuda bersatu maka Allah akan memberikan mereka kekuatan dan kemenangan. Sudah seharusnya pemuda muslim menjadi pioneer persatuan bukannya pemecah belah umat.
3.Kemampuan memimpin umat (Leadership). Hal inilah mengapa semua para Nabi dalam hidupnya pernah menggembala kambing sebagaimana yang Rasulullah pernah melakukannya. Semua ini sebagai latihan kemampuan atau kapabilitas dalam memimpin umat menuju kejayaan kalimat Allah.
4.Kecerdasan: seorang pemuda memiliki kesempatan yang belum tentu dimiliki orang-orang yang sudah udzur usia. Hendaklah pemuda muslim memanfaatkan waktunya untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya  dan mentransfernya kepada umat. Tidak mungkin umat Islam ini ke depan dipimpin generasi yang saat ini bodoh-bodoh.
Ibnu khaldun mengatakan: “Belajar di waktu muda akan lebih mendalam, ia merupakan pokok dari urusan setelahnya. Sesuatu yang pertama bagi hati itu seperti sebuah pondasi bagi kecakapan. Bagus tidaknya hasil tergantung pondasi yang memulainya”.
          Begitu besar peran pemuda dalam mengawal dakwah sehingga Nabi Ya’qub saat menjelang kematiannya mengumpulkan seluruh anak-anaknya. Saat itulah ia menyampaikan sebuah pertanyaan luar biasa yang sulit mencari bandingannya saat ini dengan ucapannya :”Siapa yang kalian semabah setelahku?”.
          Demikian contoh yang menggugah semangat kita untuk senantiasa menyiapkan generasi yang berkualitas  dan siap mengawal gerbong dakwah. Islam akan maju apabila para pemudanya adalah orang-orang yang siap menyambut peralihan estafeta dakwah tersebut.
          Sudahkah kita siap? Bangunlah….. Bangunlah wahai pemuda Islam….. Bukankah waktu Subuh itu telah dekat??????

Referensi:
1.Dr Said Muhammad Shalih Shawabi, Al Ma’inurraiq min Sirati Khairil Khalaiq (Kairo :2003)
2.Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun (Beirut: Muassasah A’la)
3.Abdurrahman As Suyuthi, Tafsirul Jalalain (Beirut: Muassasah Risalah 1998)
4.Dr Aidh Abdullah Al Qarni, Visualisasi Kepribadian Muhammad SAW (Terj Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi)- Bandung : Irsyad Baitus Salam 2004.
(Surakarta, 13 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar