KHOTBAH JUM'AT

Minggu, 11 Maret 2012

KHOTBAH JUM'AT : MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK KEHIDUPAN ABADI

  
KHOTBAH JUM’AT


MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK KEHIDUPAN ABADI*


( Ahmad Syafiul Anam,Lc)


الحمد لله الّذي جعل الدّنيا دار العمل وجعل الآخرة دار الجزاء، ليجزي الّذي أحسن بالحسنى ويجزي بما عمل  من أساء ، طوبى لمن طال عمره وكثر عمله وطابت سيرته و ويل لمن قصر عمره وقلّ عمله وساءت سيرته صلاة وسلاما دائمين على الحبيب المصطفى محمّد صلّى الله عليه وسلم سيّد الخلائق والبشر، النّبيّ المختار ، الصّادق الوعد الأمين ، امام المجاهدين المخلصين وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدّين


أشهد أن لآ اله الاّ الله وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله لا نبيّ ولا رسول بعده اللهمّ صلّ على محمّد وعلى آل محمّد كما صلّيت على آل ابراهيم وبارك على محمّد وعلى آل محمّد كما باركت على ابراهيم في العالمين إنّك حميد مجيد


قال الله تعالى : يآ أيّها الّذين آمنوا اتّقوا الله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون  ( آل عمران 102)


وقال تعالى أيضا : يآ أيّها النّاس اتّقوا ربّكم الّذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبثّ منهما رجالا كثيرا ونساء واتّقوا الله الّذين تساءلون به والأرحام  إنّ الله كان عليكم رقيبا  ( النّساء : 1 )


وقال تعالى أيضا : يآ أيّها الّذين آمنوا اتّقوا الله وقولوا قولا سديدا  يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما ( الأحزاب : 71-70)


وقال صلّى الله عليه وسلّم: تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه  ( رواه مالك ابن أنس ) أمّا بعد :








Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Dalam kesempatan khotbah jum’at ini saya sebagai khatib berwasiat kepada diri saya pribadi dan kepada seluruh jamaah shalat Jum’at, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. karena takwa pulalah sebagai sebaik-baik bekal yang kita miliki :





وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى ( البقرة : 197)


Dengan ketakwaan pula, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu kemudahan dan rezeki yang lapang kepada kita


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ( الطّلاق : 3-2)


Dengan ketakwaan pula, Allah memberikan garansi kebahagiaan kepada kita :


فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ( المائدة : 100)


Semoga shalawat  dan salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, seorang mujahid sejati yang namanya senantiasa akan  diingat dalam setiap sanubari muslim   taat dan suci. 


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Diantara sebuah pertanyaan yang muncul dalam setiap diri manusia adalah apa sebenarnya hakekat kehidupan ? Apa tujuan  diadakannya kehidupan ini ? hingga sebuah pertanyaan adakah kehidupan lagi setelah kematian manusia ? Inilah yang akan menjadi pembahasan dalam khotbah Jum’at kali ini.


          Bagi golongan Dahriyyin ( Dalam bahasa Arab berarti  golongan yang berprinsip pada hancurnya masa ) mereka berpendapat bahwa setelah kematian manusia maka yang ada hanyalah kebinasaan, tidak ada kehidupan lagi setelahnya. Menurut mereka dunia ini akan hancur sendiri seiring  dengan masa usianya yangsemakin tua.


          Sebagaimana juga orang-orang yang menamakan dirinya Atheis secara terang-terangan mereka menolak keberadaan Tuhan. Tuhan bagi mereka hanyalah imajinasi manusia dan tidak dapat dibuktikan secara Empiris.


          Semua ini adalah  salah dan sebuah kesesatan yang sesesat-sesatnya. Islam datang dan menjelaskan kepada kita tentang hakekat hidup yang sebenarnya. Untuk apa manusia hidup ? Kemana manusia setelah masa kematiannya ?


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Allah SWT menjadikan kehidupan dan kematian ini sebagai ujian bagi manusia.


الّذي خلق الموت والحيوة ليبلوكم أيّكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور


Artinya:  (Allah)  Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, ( QS Al Mulk : 2 ).


          Imam Fudhail bin Iyadl  menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang memiliki sebaik-baik amal dalam ayat tersebut adalah orang yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT dan mengikuti aturan syariat  ( Al Qur’an & Sunnah .


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Tidak ada seorangpun yang tidak menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya, semua orang pasti menginginkan kebahagiaan sehingga masing-masing berlomba-lomba menurut cara masing-masing untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut.


          Sebagian manusia beranggapan bahwa harta merupakan kunci untuk mendapatkan kebahagiaan. Padahal harta bukanlah menjadi jaminan kebahagiaan seseorang. Bukankah kita mengenal seorang yang bernama Qarun, seorang kaya raya pada zaman Musa AS; saking begitu kayanya hingga sampai-sampai kunci-kunci gudangnya tidak mampu diangkat oleh beberapa pria yang kuat sekalipun. Tapi karena kesombongannya Allah menenggelamkannya bersama seluruh kekayaannya ke dalam bumi. Jadi harta bukan jaminan kebahagiaan.


          Sebagian beranggapan bahwa pangkat dan jabatan bisa membawa kebahagiaan. Dengan pemahaman seperti inilah mereka berlomba-lomba mendapatkannya dengan segala cara. Tapi ingatlah  dengan kisah Fir’aun, bagaimana kekuasaannya yang luas justeru membawanya kepada kesombongan bahkan sampai memproklamasikan diri sebagai Tuhan. Allah menenggelamkannya di Laut Merah bersama pasukannya dalam keadaan tragis dan hina.


          Ada sebagian lagi yang beranggapan kebahagiaan itu bersumber dari ilmu dan teknologi yang dimiliki. Dengan teknologi super canggih manusia dapat merasa bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan. Dengan teknologi pula kadang manusia merasa sombong dapat menentukan apa saja di dunia ini. Kasus tenggelamnya kapal Titanic dan gempa bumi yang menghantam Kobe Jepang menunjukkan begitu lemahnya manusia.


          Ada juga yang beranggapan bahwa kecantikan dan ketampanan adalah segalanya. Mereka berusaha melakukan segala cara menghabiskan harta bermilyar-milyar demi untuk menjaga keindahan yang semu itu. Dunia seharusnya belajara dari kisah salah seorang ratu Mesir Kuno CLEOPATRA yang di akhir hayatnya melakukan bunuh diri dengan memasukkan tangannya ke dalam keranjang yang penuh berisi ular berbisa. Kecantikannya tidak bisa membahgiakannya.


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Dari paparan diatas sangat jelas bahwa Harta, Ilmu, pangkat, ketampanan serta kecantikan tidak akan membawa kebahagiaan. Semuanya berakhir dengan kebinasaan karena adanya kesombongan dan keingkaran terhadap kekuasaan Allah Yang maha luas dan maha perkasa.


          Kebahagiaan yang hakiki  menurut Islam adalah kebahagiaan di akhirat, kebahagiaan karena diselamatkan Allah dari siksa neraka-Nya dan dimasukkan ke dalam surge-Nya yang penuh kenikmatan dan keindahan abadi.


كلّ نفس ذآئقة الموت  وانّما توفّون أجوركم يوم القيامة  فمن زحزح عن النّار وأدخل الجنّة فقد فاز   وما الحيوة الدّنيا الاّ متاع الغرور


Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( QS Ali Imran : 185 )


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Untuk mencapai kebahagiaan di alam akhirat maka setiap manusia haruslah menyiapkan bekal yang cukup. Kita ambil contoh dalam kehidupan di dunia ini, seandainya saat ini kita akan melakukan perjalanan ke luar Jawa tentu kita akan mempersiapkan bekal  yang cukup untuk perjalanan tersebut. Ketika ingin melakukan perjalanan ke Malaysia atau Singapura maka bekal yang kita persiapkan semakin besar, begitu juga ketika kita akan melakukan perjalanan ke Saudi Arabia atau Mesir maka bekal yang kita siapkan lebih besar lagi dari bekal-bekal sebelumnya. Demikian semakin jauh kita bepergian maka bekal yang harus kita siapkan harus semakin besar dan mencukupi.


          Ini adalah contoh dalam kehidupan dunia. Bagaimana mungkin manusia yang senantiasa membawa perbekalan  dalam perjalanan di dunia yang semua ini sementara ia sama sekali tidak membawa bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi. Sungguh hal ini merupakan sesuatu yang ironi dan tragis.


          Marilah kita bersama-sama berusaha untuk mempersiapkan  bekal tersebut, dan tidak ada bekal yang lebih baik dari ketakwaan.


يآ أيّها الّذين آمنوا اتّقوا الله ولتنظر نفس ما قدّمت لغد واتّقوا الله  انّ الله خبير بما تعملون


Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS Al Hasyr : 18 )





وتزوّدوا فإنّ خير الزّاد التّقوى  واتّقون يآ أولي الألباب


Artinya:  Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. ( QS Al Baqarah : 197 )


Sidang shalat Jum’at  rahimakumullah


          Agar bekal seseorang mencukupi perjalanan seseorang menuju kebahagiaan akhirat maka sudah seharusnya ia banyak berintrospeksi dalam setiap amalnya. Hidup ini penuh cobaan dan godaan, ketidakmampuan seseorang dalam memanfaatkan kesempatan maka akan mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan. Rasulullah telah memberikan pesan kepada kita untuk memanfaatkan lima waktu sebelum datangnya lima waktu .


اغتنم خمسا قبل خمس : شبابك قبل هرمك و صحتك قبل سقمك و غناك قبل فقرك و فراغك قبل شغلك و حياتك قبل موتك


Artinya : Manfaatkan waktu yang lima sebelum datangnya waktu yang lima: Masa mudamu sebelum masa pikunmu/ masa tuamu, sehat sebelum sakitmu, kaya sebelum kefaqiranmu, senggang sebelum sempitmu dan hidup sebelum matimu ( HR Hakim )


                    Masa kehidupan dunia memang sangat singkat, hanya saja kebanyakan dari kita terlena oleh keindahan dan kenikmatan dunia. Dengan kita senantiasa mengingat akan hakekat penciptaan kita maka kita akan faham apa sebenarnya yang harus kita lakukan di dunia ini. Itulah inti dari kehidupan.


                    Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin sering menyebutkan bahwa dunia ini adalah  ladang akhirat.  Dari perkataan Al Ghazali bisa difahami bahwa dunia ini adalah tempat untuk mempersiapkan bekal tersebut.


وما خلقت الجنّ والإنس الاّ ليعبدون


Artinya:  Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


          Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi hamba yang dirahmati-Nya.





والعصر   انّ الإنسان لفي خسر    الاّ الّذين آمنوا وتواصوا بالحقّ وتواصوا بالصّبر





بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وايّاكم بما فيه من الآيات والذّكر الحكيم  وقل ربّ اغفر وارحم وأنت خير الرّاحمين








                                                                                         


* Ditulis pada Jum’at  9 Maret 2012


         








         





      
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar