KHOTBAH JUM'AT

Kamis, 22 Maret 2012

INDAHNYA MERAJUT UKHUWWAH ISLAMIYYAH


HIKMAH
MERAJUT INDAHNYA UKHUWWAH ISLAMIYYAH
(AHMAD SYAFIUL ANAM ,LC)
            Ketika Rasulullah mengizinkan para sahabat-sahabatnya untuk melakukan hijrah ke Madinah, maka sejak saat itu dimulailah fase baru perkembangan dakwah Islam yaitu fase perluasan dakwah dan pembentukan negara Islam Madinah berdasar atas syariat.
            Selain nilai jihad dan pengorbanan yang sangat menjadi ‘trade mark’ dalam proses hijrahnya kaum muslimin setelah mengalami masa-masa penindasan di tanah kelahiran mereka, Makkah ternyata ada satu nilai lagi yang sangat luar biasa yang barangkali tidak akan ditemukan lagi di peradaban modern saat ini.
            Mari kita simak sebuah kisah yang sangat indah yang pernah ditulis dengan tinta emas sejarah:
            Ketika Rasulullah di Madinah, diantara langkah-langkah yang beliau ambil adalah mempersaudarakan antara sahabat Muhajirin dan Anshor. Rasulullah memandang bahwa sahabat muhajirin dengan keimanan mereka yang kokoh, mereka rela meninggalkan tanah kelahiran mereka, keluarga mereka, harta mereka sehingga ketika mereka  telah sampai di Madinah mereka memulai kehidupan dari nol dan merasakan keterasingan, mempersaudarakan mereka adalah sebuah kelaziman agar tercipta rasa mencintai dan solidaritas sesama mereka.
            Inilah sebuah nilai yang ditanamkan dalam Islam sejak perkembangan dakwah yaitu persaudaraan (Ukhuwwah).
            Diantara contoh persaudaraan yang indah adalah persaudaraan antara Abdurrahman bin Auf (Muhajirin) dan Sa’d bin Rabi’ (Anshor). Sa’d bin Robi’ berkata kepada Abdurrahman bin Auf :”Wahai saudaraku, sudah kau ketahui aku adalah diantara orang terkaya di Madinah, aku memiliki dua kebuan yang luas jika kau inginkanmaka akan aku berikan salah satu untukmu dan aku memiliki dua istri, mana yang lebih kau sukai akan aku ceraikan dan kuberikan untukmu”.
            Abdurrahman menjawab :”Tidak saudaraku, tapi aku mohon tunjukkan kepadaku pasar”.
            Adakah di dunia ini persaudaraan yang bisa melebihi kisah di atas, sungguh tak ada persaudaraan yang lebih indah dari persaudaraan (Ukhuwwah ) dalam Islam.
            Kalau seandainya ada yang mengatakan cinta dapat melakukan hal-hal yang luar biasa maka tidak salah kita mengatakan ukhuwah bisa melakukan hal-hal yang hebat lagi.
            Ada tiga ciri ukhuwwah dalam Islam :
1.Ukhuwwah diikat dengan akidah Islam (Keimanan). Persaudaraan dalam Islam tidak terjadi karena ras, etnis, daerah, orms, partai dan sebagainya, tapi ikatan tersebut adalah ikatan aqidah. Dimanapun orang mengatakan “Asyhadu Allailaaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah” maka ia menjadi bagian dari saudaranya yang muslim. Dalam Al Qur’an Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara” (QS Al Hujurat:10)
2.Ukhuwwah tidak di dasarkan kepada materi keduniaan tapi kepada kecintaan kepada Allah Subhanahu wataala. Hal ini dikarenakan hal yang bersifat materi akan hilang dan mengalami keropos ketika materi telah hancur, maka tah ada yang bisa diharapkan dari persaudaraan yang didasarkan materi itu.
3.Ukhuwwah dalam Islam akan tetap abadi hingga hari kiamat kelak. Allah berfirman:”Orang-orang yang saling mencintai, sebagian mereka  dan sebagian yang lain akan saling memusuhi kecuali orang-orang yang bertakwa” (QS Az Zukhruf :67).
            Semoga kita semua menjadi umat yang selalu menjaga ukhuwwah dan meraih kemuliaan dalam Islam.Amiin.
( Tulisan ini pernah dimuat di Bulletin AL FIKR , Jumadal Ula 1430 H / Mei 2009 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar