KHOTBAH JUM'AT

Kamis, 22 Maret 2012

LINGKUNGANKU SURGAKU


HIKMAH
LINGKUNGANKU SURGAKU
( AHMAD SYAFIUL ANAM, LC )
            Sebagaimana yang kita ketahui bahwa  setiap tanggal 5 Juni seluruh dunia memperingati hari tersebut sebagai hari lingkungan hidup, Maka sudah seharusnya kita proaktif dalam menyambut euforia peringatan tersebut, tidak hanya dengan berpangku tangan tapi ikut bersama di garda depan dalam ikut memelihara lingkungan hidup. Islam sebagai agama yang komprehensif tidak ketinggalan pula dalam berbicara perlunya menjaga kelestarian  lingkungan hidup di sekeliling kita.
          Peran kita dalam menjaga lingkungan hidup menjadi keniscayaan bagi kita, karena Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang ramah terhadap lingkungan dan akan memberikan azab dan bencana bagi orang-orang yang membuat kerusakan di atas bumi dan contoh kerusakan itu adalah dengan merusak ekosistem dan lingkungan hidup di tengah-tengah kita.
          Wahai saudaraku, ketika manusia dengan mudah melakukan pembalakan liar seperti yang sering terjadi saat ini terhadap hutan, maka akan mengakibatkan bencana yang bertumpuk tak berujung. Dengan adanya penggundulan akan mudah mengundang banjir dan akibat yang lain akibat gundulisasi hutan tentu saja meningkatnya suhu panas bumi.
          Banyaknya orang yang membuang sampah sembarangan akan membuat aliran air hujan tidak lancar sehingga air bah gampang sekali datang menyapa. Wahai saudaraku, bila kita ingin menjadi bangsa yang santun maka mari kita jaga lingkungan kita sehingga Allah tidak akan menimpakan kepada kita bencana yang mengerikan.
          “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan ulah tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian apa yang mereka kerjakan sepaya mereka kembali ( ke jalan-Nya) ( QS Ruum :41 )
          Islam agama yang mengatur urusan kehidupan manusia dengan jelas dan gamblang. Tak ada permasalahan  yang muncul saat ini kecuali Al Qur’an maupun hadits telah memberi  tuntunan secara global cara penyelesaiannya.
          Dalam kaidah ushul fikih disebutkan “La Dlarara Walaa Dlirara “ yang artinya tidak ada yang merugikan  ataupun yang dirugikan. Berangkat dari kaidah bahwa masing-masing tidak boleh memberi mudharat kepada yang lain maka kita dituntut untuk tidak mencelakakan orang lain dengan perbuatan kita.
          Rasulullah SAW melarang orang yang makan bawang untuk ikut masuk ke tempat ibadah, ini adalah sebuah pelajaran berharga bahwa ketika ada sesuatu hal yang kita kerjakan yang akan mencelakakan atau membuat orang lain tersakiti maka seharusnya kita tinggalkan. Sudah saatnya dengan momentum hari lingkungan hidup kita hindarkan polusi yang mengganggu kegidupan kita , sebagaimanakita hindarkan lingkungan kita dari zat-zat yang membahayakan kita dan generasi setelah kita seperti asap ganja, rokok dan lain-lain.
          Wahai saudaraku, dalam hal pemeliharaan lingkungan hidup Rasulullah memberikan tuntunan yang selayaknya kita perhatikan :
1.Ketika Rasulullah mengirim tentara Muslim untuk berperang, beliau melarang mereka untuk menumbangkan atau merusak pohon dan tanaman yang mereka temui seperti kurma dan lain-lainnya. Ini artinya dalam keadaan perang saja kita dilarang untuk melakukan hal yang merusak apalagi dalam keadaan damai seperti sekarang.
2.Dalam hadits riwayat Abu Dawud : “Orang-orang Islam bersekutu dalam tiga hal rumput, air dan api”. Ini artinya  bahwa ketiga hal tersebut yang menjadi fasilitas publik sudah seharusnya dikelola dan pemanfaatannya digunakan untuk kepentingan bersama  sehingga tidak boleh ada individu yang berniat merusak atau mengganggu fasilitas publik dan dengan kata lain bahwa lingkungan hidup kita adalah tanggung  jawab kita bersama.
          Ketika kita bisa menjadikan lingkungan kita menjadi tempat yang nyaman , penuh kedamaian akrab dengan keteduhan maka bersiaplah untuk tersenyum dengan mengatakan kepada seluruh dunia “Lingkunganku, Surgaku”, tunjukkan kepada seluruh dunia bahwa umat Islam bukanlah umat yang miskin, akrab dengan kebodohan, dekat dengan kekumuhan tapi tunjukkan kepada mereka bahwa kita adalah umat yang bisa melestarikan lingkungan hidup sebagaimana apa yang diajarkan agama kita, Islam tercinta ini.
          Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat, Amiin.
( Ditulis di Surakarta, 9 Juni 2009 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar