KHOTBAH JUM'AT

Minggu, 29 April 2012

PELAJARAN BERHARGA DARI IBADAH HAJI DAN PENYEMBELIHAN KURBAN

PELAJARAN BERHARGA DARI IBADAH HAJI DAN PENYEMBELIHAN KURBAN*
( AHMAD SYAFIUL ANAM,Lc )
9X  الله أكبر
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله إلاّ الله والله أكبر
 الله أكبر ولله الحمد
Hadirin hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
          Pada hari yang berbahagia ini marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan banyak-banyak mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih kepada-Nya karena dengan nikmat serta taufiq-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang mulai ini untuk bersama-sama melaksanakan shalat Idul Adha. Semoga dengan melakukan shalat Idul Adha ini secara berjamaah ini akan menambah keakraban dan ukhuwwah diantara kita semua, dan persaudaraan tersebut tidak hanya persaudaraan yang temporal melainkan akan berlanjut terus hingga di akhirat nanti.
          Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada seorang dai agung yang telah mengeluarkan manusia dari lembah kegelapan menuju jalan terang benderang, memalingkan manusia dari penyembahan  terhadap manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan yang memiliki kekuasaan tak terbatas oleh ruang dan waktu, telah membawa umat yang dipimpinnya menjadi umat yang berperadaban tinggi dan memporakporandakan benteng Romawi dan Persia. Semoga kita semua akan mendapat syafaat darinya kelak pada hari yang tak ada seorangpun bisa menyelamatkan dirinya kecuali orang yang menghadap Tuhannya dengan hati yang bersih dan suci.
Hadirin hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
          Hari ini kita melaksanakan shalat Idul Adha yang merupakan hari yang sangat bersejarah dalam Islam. Allah memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia untuk mengumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih semenjak fajar hingga sebelum terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah dan juga memerintahkan kita untuk melakukan penyembelihan kurban yang dibagikan kepada faqir dan miskin yang membutuhkan. Perintah berkorban ini secara jelas termaktub dalam Al Qur’an.
فصلّ لر بّك وانحر
Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah “ (QS Al Kautsar :3 )
          Pada saat yang sama pula seluruh jamaah haji kemarin melaksanakan  wukuf di Arafah, meski dibawah terik matahari yang panas tetapi mereka tetap khusyu’ melakukan  ibadah wukuf tiada yang mereka harapkan selain ridha Allah.
          Apa sebenarnya hikmah dari ibadah haji dan perintah untuk melakukan penyembelihan kurban itu sendiri, inilah yang akan saya sampaikan dalam kesempatan khutbah ini.
Pertama: Diantara hikmah haji dan ibadah kurban adalah terbentuknya persatuan yang kokoh antar umat Islam seluruh dunia. Pada tanggal 9 Dzul Hijjah kemarin semua kaum muslimin seluruh dunia dari berbagai penjuru dunia tanpa memandang etnis, kulit, bahasa dan negara asal mereka berkumpul di padang Arafah untuk melakukan wukuf. Mereka dengan khusyu’nya berdoa kepada Allah dengan bahasa mereka dan sesuai dengan tuntunan manasik yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Ibadah wukuf adalah ibadah yang sangat urgen diantara sekalian manasik karena dengan ibadah wukuf tersebut seakan menandai akan segera berakhirnya ibadah haji. Rasulullah dalam sebuah haditsnya menyatakan bahwa haji adalah wukuf di Arafah.
          Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat memiliki arti bagi kaum muslimin. Sudah saatnya ibadah haji dapat mempererat ukhuwwah antar umat Islam seluruh dunia, karena saat itulah mereka berkumpul dengan niat yang sama , mengunjungi tempat yang sama serta menyembah Tuhan yang sama. Ibadah haji semacam konggres akbar umat Islam, kalau mereka bisa memanfaatkan momen yang ada setiap tahun ini mereka akan dapat mengambil keuntungan dan manfaat dari ibadah haji itu sendiri. Haji bukan hanya sebuah ibadah yang berdimensi vertikal saja, tapi haji adalah juga ibadah yang mencakup horisontal juga. Para hujjaj adalah orang-orang yang telah mendapatkan gemblengan selama mereka melaksanakan ibadah haji, dan sepulang mereka dari baitullah sangat diharapkan mereka menjadi pionir dakwah sebagai agen perubahan serta mengajak seluruh umat untuk bersatu dalam payung syariat yang hanif.
          Dalam ibadah wukuf kita mendapat pelajaran begitu pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan diantara umat Islam. Allah memerintahkan kepada kita untuk berpegang kepada tali-Nya dan tidak bercerai berai sehingga memudahkan musuh Islam untuk menghancurkan kita. Tidak ada nikmat yang lebih indah yang kita rasakan selain rekonsiliasi umat setelah lama berseteru dalam perselisihan dan pertikaian. Marilah kita lupakan semua permusuhan diantara kita, karena permusuhan diantara kita justeru akan menjatuhkan kita ke dalam jurang yang dalam dan kemunduran yang tak ada yang mengetahui kapan akan berakhir selain Allah SWT.
          Wahai Umat Islam belajarlah dari kehancuran khalifah Abbasiyah di Baghdad pada tahun 656 H, mereka tak mampu menghadang pasukan mongolia yang dipimpin Hulago Khan. Baghdadpun memerah karena darah kaum muslimin yang menjadi korban pembantaian kaum Tartar. Mengapa itu semua bisa terjadi? Tak lain karena perselisihan yang terjadi diantara mereka serta pengkhianatan salah seorang mereka yang mengorbankan kepentingan umat demi membahagiakan kepentingan sesaat.
          Juga bacalah bagaimana cerita lenyapnya negeri dongeng Andalusia Spanyol yang pernah dihuni peradaban Islam selama 8 abad tiba-tiba diporakporandakan oleh kaum salibis  karena perpecahan yang terjadi diantara mereka sehingga saat serangan tersebut datang mereka tak mampu lagi menangkal dengan runtuhnya Granada tahun 1492 M maka berakhirlah periode emas Islam di Indonesia.
          Perang teluk antara Irak melawan Iran serta invasi Irak ke Kuwait d seperempat yang terakhir anad 20 seakan menambah data luka umat ini.
          Sementara pada abad kontemporer ini umat yang konon berjumlah hampir sepertiga penduduk dunia  ini harus menghadapi pukulan telak yang bertubi-tubi dari musuh Islam. Setelah Afghanistan harus bertekuk lutut dibawah kekuatan negara adidaya , Irak tak mampu menahan serangan imprealisme AS, setelah itu Syiria mendapat embargo ekonomi. Masalah tidak  berhenti sampai disini mereka juga mengadu domba antara sesama muslim, di Irak kita melihat bagaimana Sunni dan Syiah bertikai , juga di Palestina antara kelompok Hamas dengan Fatah.
          Dengan momen ibadah haji ini tidaklah sepantasnya umat Islam di seluruh dunia ini untuk sejenak merundingkan permasalahan umat secara bersama. Bukankah mereka adalah satu umat yang diikat dengan akidah yang sama? Bukankah mereka sebuah umat yang diibaratkan seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya? Bukankah mereka sebuah umat yang diibaratkan satu tubuh yang apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit maka yang lain akan merasa sakit juga?. Allah berfirman :
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرّقوا واذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم أعداء فألّف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا  وكنتم على شفا حفرة من النّار فأنقذكم منها كذلك يبين الله لكم آياته لعلّكم تهتدون
Artinya:”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu gar kamu mendapatkan petunjuk “ (QS Ali Imran:103).
Hadirin hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
          Kedua, diantara hikmah dari ibadah haji dan kurban adalah kepasrahan dan tunduk total atas segala yang diperintahkan dan yang dikehendaki oleh Allah. Melakukan ibadah haji merupakan sebuah keniscayaan akan mengingatkan kita akan sejarah nabi Ibrahim AS bersama puteranya nabi Ismail, karena berkat keduanya pula Allah mewajibkan kita untuk melakukan ibadah kurban.
          Kita akan teringat bagaimana saat pertama nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke dataran Makkah, saat itu Makkah adalah sebuah tanah yang gersang dan tandus yang tak banyak menarik hati orang untuk mengunjunginya. Ibrahim datang ke Makkah bersama isterinya Hajar dan anaknya yang masih kecil, Ismail. Mereka bertiga bersabar dan tidak mengeluh dengan kondisi Mekkah yang sangat tidak cocok bagi mereka, mereka hanya mengharap semoga pertolongan Allah datang segera.
          Nabi Ibrahim menyadari bahwa Mekkah adalah tempat yang akan dihuni kelak oleh anak dan keturunannya, ia berpikir kalau seandainya Mekkah tetap dengan kondisi seperti itu maka ia mengkhawatirkan  nasib dan masa depan keturunannya. Ibrahimpun berdoa kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan pasrah dan doa tersebut diabadikan dalam Al Qur’an:
ربّنا إنّي أسكنت من ذرّيّتي بواد غير ذي زرع عند بيتك المحرّم  ربّنا ليقيموا الصّلاة فاجعل أفئدة من النّاس تهوي اليهم وارزقهم من الثّمرات لعلّهم يشكرون
Artinya : “Ya Tuhan kami, sesunguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” ( QS Ibrahim :37 ).
          Ibrahim sangat mengharapkan semoga Allah menjadikan negeri Makkah menjadi negeri makmur yang aman sehingga membuat banyak orang untuk mau datang ke Mekkah. Dan Allah pun mengabulkan permintaan dan doa ibrahim, karena setelah itu Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyerukan kepada seluruh manusia  untuk mengunjungi baitullah. Dan sejak saat itu semua orang dari berbagai penjuru baik yang berjalan kaki maupun yang menaiki kendaraan datang berbondong-bondong ke kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji bahkan dari tempat yang sangat jauh sekalipun, hal ini akan terus dilakukan oleh umat Islam hingga hari kiamat nanti.
وأذّن في النّاس بالحجّ يأتوك رجالا وعلى كلّ ضامر يأتين من كلّ فجّ عميق
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh “ (QS Al Hajj :27).
          Demikianlah Ibrahim adalah orang pertama yang menyeru umat manusia untuk mengunjungi baitullah dan ia akan mendapat pahala terus menerus mengalir selama umat Islam masih melaksakan ibada haji.
          Bagaimana dengan ibadah kurban? Allah memerintahkan orang Islam untuk berkorban untuk mengenang sejarah Ibrahim bersama Ismail. Ibrahim adalah seorang bapak yang sangat sayang terhadap anaknya dan itulah seharusnya seorang bapak bersikap terhadap anaknya. Allah ingin menguji apakah kecintaan Ibrahim kepada Ismail mengalahkan kecintaannya kepada Allah SWT.
          Saat itu Ismail masih sangat belia tapi tiba-tiba dalam mimpi Ibrahim ia diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya,Ismail. Hati Ibrahim saat itu masih bimbang benarkah mimpi tersebut dan Allah yang memerintahkan, setelah beberapa kali ia bermimpi yang sama akhirnya Ibrahim yakin bahwa mimpi tersebut dari Allah dan sebagai seorang hamba yang taat ia harus mengorbankan segalanya demi Allah. Tapi Ibrahim tetaplah seorang yang demokratis, ia tidak begitu saja menyembelih Ismail tapi terlebih dulu ia meminta persetujuan dari Ismail.
          Sebuah dialog yang menunjukkan kepasrahan mereka dan ketaatan kepada Dzat yang maha kuasa ini diabadikan dalam Al Qur’an :
فلمّا بلغ معه السّعي قال يابنيّ انّي أرى في المنام أنّي أذبحك فانظر ماذا ترى  قال يآأبت افعل ما تؤمر ستجني ان شاء الله من الصّابرين
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:”Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu”. Ia menjawab;”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar ( QS Ash Shaffat :102 ).
          Setelah itu Ibrahim semakin mantap untuk melaksanakan penyembelihan tersebut apalagi setelah Ismail menyatakan kesediaannya untuk disembelih. Ibrahim segera mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut, saat keberangkatan Ibrahim dan Ismail keduanya dihentikan oleh Hajar. Hajar menanyakan apa yang akan dilakukan keduanya. Kemudian Ibrahim menceritakan bahwa Allah telah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail, Hajarpun berusaha meyakinkan sekali lagi dan berkata: “Apakah memang Allah yang memerintahkan hal tersebut kepadamu?” Ibrahim membenarkan pertanyaan Hajar tersebut.
          Lihatlah bagaimana jawaban Hajar yang menunjukkan begitu dalam keimanan dan kepasrahannya pada semua kehendak Allah. Ia mengatakan :”Kalau memang demikian, Tuhan tidak akan menyia-nyiakan engkau”. Akhirnya apa yang dikatakan Hajar benar, berkat kepasrahan mereka bertiga Allah menyelamatkan Ibrahim dari penyembelihan bahkan menggantinya dengan domba dari sorga. Untuk mengenang kisah Ibrahim maka Allah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan kurban setiap tahunnya. Kurban tersebut disembelih antara tanggal 10 Dzulhijjah – 13 Dzulhijjah. Allah memberikan pahala yang besar kepada orang yang mau berkorban dengan ikhlas, karena pada dasarnya yang diterima Allah dari penyembelihan kurban bukanla daging dan darah binatang kurban melainkan ketakwaan dari seseorang yang berkurban.
لن ينال الله لحومها ولا دمآءها ولكن يناله التّقوى منكم  كذلك سخّرها لكم لتكبّروا الله على ما هداكم وبشّر المحسنين
Artinya : “Daging-daging untah dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkan untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS Al Hajj :37 ).
Hadirin hadirat, jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah
          Ketiga, hikmah yang ketiga dari pelaksanaan ibadah haji dan kurban adalah memupuk rasa solidaritas antara sesama umat Islam. Sudah tak terbantahkan lagi bahwa ibadah haji memiliki arti yang sangat penting bagi umat Islam, karena ibadah ini bisa menunjukkan begitu mulianya agama ini, dan saat ribuan orang bersama-sama mengumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih seakan bumi bergetar dan bergoyang mengikuti lantunan merdu suara orang-orang yang bermunajat khusyu dan tidak mengharap selain ridla-Nya. Ibadah haji merupakan ritual dan syiar terbesar yang ada di dunia, sampai sekarang belum ada dalam sejarah agama manapun yang mampu melakukan syiar sebagaimana ibadah haji. Dahulu kala seorang raja Ethiopia di Yaman bernama Abrahah mendirikan sebuah gereja yang megah dan menjulang tinggi dengan aksesoris emas dan marmer aduhai, ia menyerukan kepada orang-orang yang menziarahi tempat tersebut dengan maksud untuk memalingkan orang dari Ka’bah tapi ia tidak mampu bahkan ia yang  berkeinginan merobohkan Ka’bah dengan tentaranya yang super top dengan berkendara gajah-gajah terlatih toh tak mampu juga merealisasikan niatnya  justeru ia dan pasukannya dibinasakan Allah melalui burung Ababil. Peristiwa ini disebutka dalam Al Fiil ayat 1-5.
          Orang-orang barat yang anti Islam sangat khawatir dengan pengaruh haji itu sendiri. Bahkan ada diantara mereka yang mengatakan bahwa yang menopang kekuatan umat Islam ada 3 yaitu:
1.Tegaknya khilafah Islamiyyah
2.Universitas Al Azhar Kairo yang notabene adalah universitas tertua
3.Ibadah haji yang bisa dikatakn konggres akbar umat Islam sedunia.
          Setelah runtuhnhya khilafah dan mulai melemahnya kekuatan Al Azhar dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal tinggal satu kekuatan lagi yaitu ibadah haji. Dengan ibadah haji umat Islam  seharusnya memanfaatkannya untuk melakukan perundingan untuk menyelesaikan permasalahan umat yang sangat kompleks ini. Mereka harus segera mencari langkah yang tepat untuk menyelesaikan konflik di Palestina termasuk bagaimana mereka bisa bersama membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan tak berkemanusiaan yang dilakukan gerakan zionisme Israel. Inilah sebuah bukti solidaritas mereka terhadap saudara mereka sendiri, bukankah Rasulullah telah bersabda:”Tidak beriman kalian sehingga kalian mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri “.
          Solidaritas juga seharusnya ditunjukkan oleh kaum muslimin yang tidak melakukan ibadah haji. Mereka disunnahkan untuk melakukan puasa Arafah untuk menghormati saudara-saudara mereka yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Begitu juga solidaritas ini ditunjukkan dengan diwajibkannya kurban bagi orang yang mampu melakukannya untuk diberikan kepada fakir dan miskin yang membutuhkan, supaya mereka ikut merasakan bahagia dengan datangnya Id. Ibadah kurban tersebut merupakan latihan bagi seorang muslim untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh sesamanya. Agam Islam sangat menganjurkan orang yang mampu untuk melakukan korban bahkan mengancam mereka yang enggan untuk berkurban.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
من كان له سعة ولم يضحّ فلا يقربنّ مصلاّنا
Artinya: Barang siapa yang memiliki kemampuan dan tak mau berkurban maka janganlah mendekati tempat shalatku (HR Ahmad & Ibnu Majah ).
          Keempat , Berkurban adalah sebuah simbol pengorbanan terhadap segala yang kita cintai. Ibrahim dan keluarganya sangat mencintai Ismail dan sebagai bukti bahwa mereka siap apa saja demi Allah, maka Allah menguji mereka dengan mengorbankan orang yang paling mereka cintai yaitu Ismail. Jadi pada hakekatnya Ismail adalah simbol sesuatu yang dikorbankan. Kita yang hidup di zaman sekarang Ismail-Ismail kita bisa berujud rumah mewah, deposito, tanah, mobil, kekayaan serta pangkat yang kita miliki. Dengan mendalami makna berkorban kita akan dapat menangkap pesan yang disampaikan Allah melalui perintah berkurban tersebut.
          Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dari semua peristiwa bersejarah tersebut dan menjadikan kita orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian Allah dan menjadikan kita orang-orang yang selalu pasrah dan tunduk kepada semua aturan dan syariat-Nya. Amiin.

*Khotbah Ied ini disampaikan di masjid Nurul Amal Jebres Surakarta 10 Dzul Hijjah 1427

Tidak ada komentar:

Posting Komentar