KHOTBAH JUM'AT

Minggu, 08 April 2012

AJARAN ISLAM, SEMPURNA DAN MENYEMPURNAKAN SYARIAT-SYARIAT SEBELUMNYA


AJARAN ISLAM, SEMPURNA DAN MENYEMPURNAKAN SYARIAT-SYARIAT SEBELUMNYA
( AHMAD SYAFIUL ANAM )
          Kata Islam dalam bahasa dapat diartikan  pasrah atau menyerahkan diri sedang dalam definisi yang lebih luas bisa diartikan pasrah dengan apa yang menjadi ketentuan Allah dengan mengikuti semua yang dibawa Rasul-Nya , melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang lebih banyak mengenal Islam adalah sebuah agama yang dibawa Muhammad yang tumbuh dan menyembar di semenanjung Arab Mekkah. Mekkah adalah tempat pertama agama ini berpijak.
          Beberapa ulama mengklasifikasikan Islam sebagai salah satu dari tiga agama langit (Samawy) yang ada , dua agama  yang lain adalah Yahudi dan Nasrani. Selain itu ada juga agama yang disebut agama bumi (Ardli).
          Agama samawy adalah agama yang disebarkan melalui wahyu yang berhubungan dengan langit, ia berhubungan langsung dengan Tuhan. Agama yang dianggap masuk kategori ini adalah agama Yahudi, agama Nasrani, dan agama Islam yang akan menjadi pembicaraan dalam tulisan ini.
          Dalam Al Qur’an untuk menyebut pengikut Yahudi dan Nasrani dengan istilah Ahlul Kitab, ini berangkat dari sebuah anggapan bahwa mereka adalah umat yang pernah diturunkan kepada mereka  kitab sebagai petunjuk bagi mereka untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, meski pada akhirnya mereka banyak melakukan perubahan terhadap ajaran dalam kitab suci mereka sudah tidak orisianal disebabkan ulah mereka sendiri.
          Para rahib dan pendeta mereka banyak yang menyembunyikan kebenaran, mereka menampakkan sepertinya mereka mengabdi untuk kepentingan agama sementara sisi lain sebenarnya mereka menggerogoti kebenaran dalam agam mereka sendiri. Berkenaan dengan perbuatan mereka itu, Allah memberikan peringatan kepada mereka dalam Al Maidah-15:
“Hai ahli Kitab sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang  dibiarkanya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan”.
          Adapun agam Ardli adalah agama yang memiliki kitab suci tapi tidak memiliki hubungan dengan langit ( Baca :Tuhan ). Biasanya kitab mereka berasal dari ilham atau wangsit yang didapat dari seseorang yang mengaku sebagai nabi. Contoh yang masuk klasifikais ini adalah agama budha dengan kitab Tripitaka-nya Hindu dengan kitabnya Weda.
          Dalam tulisan ini saya ingin menguraikan tentang Islam dan hubungan agama ini dengan syariat-syariat sebelumnya.
          Allah telah menghendaki Islam menjadi sebuah agama yang sempurna dan menyempurnakan ajaran yang dibawa Nabi sebelum Muhammad SAW. Kesempurnaan ini dikuatkan dengan turunnya sebuah ayat :
“Pada hari ini telah kusempurnakan untukmua agamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridlai Islam itu jadi agama bagimu “ (QS A Maidah :3 ).
          Orang-orang Yahudi yang mengetahui ayat ini turun untuk orang Islam merasa iri dan mereka berkata: “Kalau seandainya ayat ini turun kepada kami akan kami jadikan hari turunnya sebagai hari raya kami”, mereka mengetahui bahwa dengan kesempurnaan yang telah Allah berikan pada agama ini akan dapat mengancam ekstintensi mereka.
          Yang menarik adalah saat Umar bin Khattab mendengar turunnya ayat ini kepada Rasulullah saat itu juga ia menangis. Banyak orang  yang heran melihat Umar menangis sebab secara lahir ayat tersebut memberi kabar akan kesempurnaan agam Islam. Ketika Umar ditanya hal itu ia menjawab dengan jawaban yang keluar dari hatinya yang sangat dalam “Kalau seandainya agama ini sudah sempurna, apa yang akan datang setelah kesempurnaan itu” maksud Umar ketika agama Islam  telah disempurnakan  itu berarti tugas Rasulullah untuk menyebarkan risalah Islam sudah selesai dan dengan selesainya tugas tersebut berarti akan dekat ajal Rasulullah. Begitulah kedalaman umar memahami makna dari ayat tersebut dengan mata hatinya, bukankah firasat seorang mukmin itu benar karena ia melihat dengan cahaya Allah ?.
          Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan kita renungi dan hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari dijadikannya Islam sebagai agama yang terakhir:
Pertama:Allah menghendaki Islam sebagai ajaran yang terakhir yang  menyempurnakan ajaran agama samawy sebelumnya, ini membawa konsekwensi bahwa Rasul yang datang membawa ajaran Islam adalah Rasul yang terakhir dan tidak ada lagi Rasul atau Nabi setelahnya.
Dalam Al Qur’an disebutkan :
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi “ (QS Al Ahzab :40).
          Ayat ini untuk menyerang balik orang-orang yang mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW “Muhammad telah menikahi istri anaknya” maksudnya Rasulullah pernah menjadikan Zaid bin Haritsah sebagai anak angkat. Saat itu orang-orang lebih sering memanggil  Zaid dengan panggilan Zaid bin Muhammad ketimbang Zaid bin Haritsah. Menurut kebiasaan orang-orang Arab seseorang tidak boleh menikahi bekas istri anak angkatnya. Kebetulan Zaid menikah dengan Zainab. Allah mengetahui bahwa pernikahan keduanya akan berakhir dengan thalak. Allah memerintahkan kepada Rasulullah menikahi Zainab. Saat itu Rasulullah merasa takut dengan gunjingan yang akan diterimanya, tapi Allah kemudian memantapkan hati Nabi dengan menurunkan ayat tersebut.
          Ayat ini juga menjadi bukti kuat bahwa orang-orang yang mengaku Nabi setelah Rasulullah adalah pembohong. Hal ini sudah ada sejak masa Rasulullah  bahkan hingga  di abad yang kontemporer. Pada zaman Rasulullah  seorang pendakwa kenabian bernama Musailamah Al Kadzdzab, juga Al Aswad Al Ansi. Sementara di abad modern ini muncul pendiri gerakan Ahmadiyyah yang mengatakan bahwa pintu kenabian belum tertutup yaitu Mirza Ghulam Ahmad juga muncul pendiri Bahaiyyah bernama Mirza Ali Husein.
          Kedua : Kabar akan munculnya Rasul  terakhir telah disebutkan pada syariat-syariat sebelumnya bahkan setiap Nabi yang diutus kepada mereka selalu mengabarkan akan kedatangan Rasul terakhir. Hal ini bisa kita temukan baik dalam perjanjian  lama maupun yang baru yang masih otentik. Dalam Al Qur’an disebutkan kabar gembira yang disampaikan Isa AS akan datangnya Nabi setelahnya.
          “Dan (Ingatlah)  ketika Isa putra Maryam berkata: Hai Bani Israil sesunguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)” (QS Ash Shaff :6 ).
          Ketiga : Ajaran yang dibawa Rasul adalah  ajaran penutup dan berlaku sampai hari kiamat nanti, maka tentu Rasulullah diberi mukjizat untuk menghadapi tantangan orang-orang yang ada pada masanya dan juga untuk menjawab semua tantangan orang-orang yang datang di kemudian hari. Mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah SAW adalah sangat berbeda dengan mukjizat yang diberikan kepada Rasul sebelumnya. Allah memberikan mukjizat supaya mereka mantap dalam beriman terhadap kebenaran risalah, itulah mengapa jenis mukjizat yang diberikan kepada para Nabi mapupun Rasul disesuaikan dengan keadaan zamannya.
          Nabi Musa AS hidup pada masa yang penuh dengan tukang sihir, saat itu sihir menjadi primadona sehingga Musa diberi mukjizat Allah sesuatu yang bisa mengalahkan para tukang sihir yang top di zamannya.
          Musa setelah mendapatkan wahyunya di bukit Thur Sina ia kembali ke Fir’aun dan mengajaknya untuk menyembah Allah, Tuhan yang harus disembah. Fir’aunpun marah-marah dan menentang Musa untuk pada sebuah apel yang dihadiri seluruh rakyat Mesir dan juga para tukang sihir pilihan Fir’aun, mereka adalah jago-jago sihir saat itu. Fir’aun ingin membuktikan kebenaran Musa. Dan sebagaimana janji Musa ia datang ke sebuah tanah lapang yang luas, seluruh mata menunggu apa yang akan terjadi dengan Musa.  Fir’aun kemudian menyuruh tukang sihirnya untuk mengeluarkan kekuatan mereka. Tukang-tukang sihir Fir’aun dengan serempak melemparkan tongkat-tongkat mereka dan dalam waktu singkat seakan-akan tongkat tersebut menjadi-menjadi ular-ular kecil yang banyak sekali. Ular-ular tersebut mendekati Musa. Musa terlihat panik dan ketakutan. Sebenarnya ia bukan takut pada sihir tersebut karena Musa yakin Allah pasti akan menolong kebenaran yang ia bawa, tapi ia takut apabila sihir tersebut akan memalingkan orang dari mengimani terhadap risalahnya. Tapi Allah menyuruh Musa supaya jangan takut karena selama ia berada dalam kebenaran ia akan menjadi sang pemenang.
          “Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata : Janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (Menang)” (QS Thaha:67-68).
          Allah kemudian menyuruh Musa untuk melemparkan tongkatnya dan dengan ijin Allah tongkat Musa berubah menjadi ular yang besar-besar yang memakan habis ular tukang-tukang sihir itu. Akhirnya Musa dapat menang dalam pertarungan melawan para tukang sihir itu, bahkan para tukang sihir itu beriman kepada Musa dan risalah yang dibawanya.
          Atau lihat apa mukjizat yang diberikan Allah kepada Isa AS. Ia hidup pada masa zaman dimana kedokteran saat itu maju. Sebagai bukti kerasulannya Allah memberikan mukjizat dapat menyembuhkan lepra dan kusta bahkan dengan ijin Allah ia juga dapat menghidupkan orang mati.
          Sementara itu Rasulullah diberi mukjizat yang banyak sekali baik bersifat materi atau non materi. Mukjizat terbesar yang diberikan kepadanya adalah Al Qur’an yang telah Allah jaga dari campur tangan manusia yang ingin merubahnya. Allah telah menjaga Al Qur’an  dengan tulisan maupun dengan hafalan kaum muslimin. Allah langsung mengawal penjagaan Al Qur’an.
          “Sesungguhnya Kamilah yang menurun Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS Al Hijr :9 ).
          Umat Islam harus bersyukur karena kitab suci mereka langsung dijamin. Umat Islam harus bersyukur karena kitab suci mereka langsung dijamin  keotentikannya oleh Allah SWT dan Allahlah yang bertanggung jawab atas penjagaan Al Qur’an. Siapa yang berani meragukan  Al Qur’an jika Allah sendiri yang menjaganya. Hal ini berbeda dengan kitab-kitab suci dari agam samawy, pengawasan terhadap kitab suci diserahkan kepada para pemuka agama mereka. Mereka menuruti hawa nafsu mereka sehingga banyak merubah kitab suci mereka dan melakukan banyak penodaan terhadap kitab mereka. Dan Allah sangat mengecam perbuatan mereka yang demikian itu.
          Keempat: Islam sebagai agama yang terakhir ini memberi konsekwensi maka setiap agama  setelah munculnya Islam  tidak akan  diterima disisi Allah. Bahkan Allah mengancam orang-orang yang tidak memeluk Islam setelah adanya risalah Islam akan mendapat kerugian di akhirat nanti.
          “Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS Ali Imran :85).
          Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa teguh dalam meniti jalan sebagai seorang muslim sejati yang senantiasa pasrah dan tunduk kepada Allah SWT .
( Tulisan ini pernah dimuat di BULETIN AL FIKR  edisi 20/ Juli 2007 )
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar