KHOTBAH JUM'AT

Rabu, 18 April 2012

ISLAM MENENTANG FAHAM SEKULERISME


ISLAM MENENTANG FAHAM SEKULERISME
(sebuah bukti historis keberhasilan islam
memadukan agama dengan ilmu pengetahuan)
Ahmad Syafiul Anam
MUKADDIMAH
            Sebelum genderang abad ke 20 ditabuh, umat Islam seakan masih dalam keadaan tidur pulas tidak sadar akan konspirasi-konspirasi musuh Islam yang sejak lama telah direncanakan untuk  melenyapkan eksistensi Islam dan usaha untuk mematisurikan kaum muslimin sehingga mereka dibiarkan menjadi umat yang lemah tak berdaya menghadapi segala bahaya yang mengancam mereka. Saat itu umat Islam memang dalam kondisi yang mengenaskan. Banyak daerah-daerah yang dulunya kekuasaan Islam satu persatu dikuasai oleh musuh-musuh Islam. Libia dengan mudahnya dikuasai Italia, Al Jazair direbut  Perancis, Mesir harus bertekuk lutut dihadapan Perancis bahkan Inggris setelah itu juga menjajah mereka , sementara Indonesia sendiri harus menelan pil pahit saat harus dijajah Belanda dalam kurun  waktu yang sangat lama sekitar 350 tahun. Dan masih banyak lagi daerah-daerah Islam lain yang harus merasakan getirnya dijajah setelah berabad-abad menghirup udara kebebasan dibawah payung pemerintahan Islam.
            Para penjajah saat itu meneriakkan 3 slogan yang mereka jadikan sebagai tujuan agresi mereka ke wilayah-wilayah muslim. Ketiga slogan itu adalah :
1.God (Tuhan ) : Dengan slogan ini mereka berusaha untuk menyebarkan agama yang mereka anut ke wilayah yan g mereka jajah, maka sangat tidak heran kalau banyak penduduk dari wilayah terjajah yang menganut agama penjajah. Sebagai contoh penganut katolik di Indonesia lebih banyak dari Protestan karena Belanda yang pernah menjajahnya adalah penganut Katolik Roma.
2.Gold (Emas): Para penjajah berusaha untuk menguras seluruh kekayaan dari wilayah yang mereka jajah. Politik tanam paksa yang  dilakukan Belanda di Indonesia di Indonesia tak lain untuk menutupi kas kerajaan Belanda yang saat itu lagi defisit saat pemerintahan ratu Wilhelmina.
3.Gospel  (Kejayaan ) : Mereka ingin menjadi  bangsa yang super dan berwibawa. Nafsu berkuasa saat itu begitu kuat sehingga negara-negara Eropa saat itu berlomba-lomba untuk mencari daerah jajahan sekaligus untuk menaikkan gengsi dan pamor mereka dimata negara tetangga mereka.
            Setelah itu umat Islam terlelap dalam tidur panjang tiba-tiba mereka bangun dan tersadar dari tidurnya. Mereka terkesiap saat melihat kondisi mereka yang sangat tertinggal di banyak bidang dari orang-orang barat. Orang-orang Eropa saat itu  begitu maju, abad-abad penemuan peralatan modern mereka lewati. Revolusi Industri Inggris seakan menjadi pintu gerbang awal bangsa Eropa untuk menaiki tangga kemajuan. Peristiwa runtuhnya penjara Bastille di Perancis juga menjadi bagian terpenting dari sejarah Eropa, karena hancurnya Bastille menjadi awal runtuhnya feodalisme di Perancis dan mulai bersinarnya faham kapitalisme disana. Peristiwa Revolusi Perancis memberi pengaruh yang signifikan ke belahan dunia yang lain di benua Amerika pecah pula Revolusi Amerika.
        Para pemikir muslim mulai bangkit dan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni. Dari Mesir kita mengenal sosok yang tak asing lagi yaitu Syekh muhammad Abduh yang dikenal getol dalam membela kemurnian akidah Islam, juga murid kesayangannya yaitu Muhammad Rasyid Ridlo. Muhammad Rasyid Ridlo adalah murid Muhammad Abduh yang dengan setia selalu mengikuti pengajaran gurunya di masjid Al Azhar. Pelajar tafsir yang disampaikan Muhammad Abduh  berhasil ia serap dengan baik, dan hebatnya bisa ia susun menjadi sebuah tafsir yang pada akhirnya lebih kita kenal dengan tafsir Al Manar. Begitu juga umat Islam sangat  berhutang budi dengan sosok Jamaluddin Al Afghani, seorang pemikir yang enerjik  dan menghabiskan hidupnya untuk kepentingan Islam, ia harus mengalami berkali-kali pengusiran gara-gara mempertahankan prinsipnya.
            Di saat umat Islam mengharapkan kebangkitan mereka dari kubangan ketertinggalan, mereka harus  menghadapi pukulan yang telak berupa runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyyah di tangan Musthofa Kamal Ataturk 1924 M. Musthofa Kamal sendiri adalah seseorang berketurunan Yahudi yang memiliki kebencian terhadap Islam, sehingga saat ia mendapatkan kesempatan untuk menggulingkan  kekhilafahan Utsmaniyyah ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut.  Saat itu Turki menjadi negara yang sakit  sehingga dijuluki The Sick Man. Lemahnya Turki tak lain adalah konspirasi musuh-musuh Islam yang sengaja menceburkan TUrki ke dalam kancang perang dunia pertama yang berkecamuk 1914-1918. Akibatnya Turki loyo dan sementara di waktu yang sama Turki harus menghadapi Yunani dalam perebutan sebuah pulau, Musthofa Kamal dengan gemilang mengalahkan Yunani sehingga pamor dan wibawanya mulai diperhitungkan. Saat khilafah Utsmaniyyah terguling, Kamal tampil memproklamasikan berdirinya negara REpublik Turki yang berfaham sekuler. Saat itu dengan bangga dan percaya  diri ia menyebut dirinya sebagai bapak Turki (Ataturk), ia berjanji membawa Turki akan menjadi negara maju dengan cara meniru barat dan seluruh gaya hidup mereka. Seluruh kaum muslimin menangisi runtuhnya lambang kedigdayaan umat Islam saat itu dan tahun 1924 itulah saat terakhir hingga kini umat Islam memiliki khalifah yang menjaga kepentingan umat Islam.
            Dalam makalah sederhana saya akan berusaha mengupas mengenai faham sekulerisme yang mulai menyerang dunia Islam dan bagaimana pandangan  Islam tentang faham ini, apakah faham ini sesuai dengan semangat syariat ini yang shalih likulli zamanin wa makanin  ( cocok diterapkan kapanpun dan dimanapun ).
Definisi Singkat Tentang Faham Sekulerisme
            Sebelum kita masuk kepada definisi sekulerisme itu sendiri saya ingin memberikan gambaran-gambaran singkat negara muslim yang menerapkan  faham tersebut. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat mengambil kesimpulan apa sebenarnya faham sekulerisme itu.
            DR Yusuf Al Qaradlawi pernah menulis buku yang berjudul “At Tatharruful Ilmany Fii Muwajahatil Islam – Turkiya Wa Tunis Namudzajan  “ ( Ekstrimisme SEkulerisme versus Islam – Turki & Tunis sebagai sampel ).
            Beliau banyak  menulis tentang akal busuk Musthofa  kamal Ataturk yang ingin menjauhkan Turki  yang notabene mayoritas muslim dari ajaran Islam itu sendiri. Banyak langkah kontroversial yang ia ambil  sangat merugikan kepentingan Islam di Turki, bahkan sebelum itu ia juga telah mengorbankan kepentingan umat Islam dengan menjadi salah satu faktor yang ikut menggulingkan khilafah Utsamaniyyah.
            Diantara langkah-langkah yang diambil MUsthofa Kamal sejak ia dilantik sebagai presiden Turki adalah sebagai berikut ini :
1.Melarang dikumandangkan adzan dengan bahasa Arab, adzan hanya diperbolehkan dengan bahasa TUrki
2.Menghapus penggunaan tulisan Arab dan menggantinya dengan tulisan Turki, sehingga saat itu kita akan sangat sulit sekali mencari  tulisan bahasa Arab di jalan-jalan Turki.
3.Mengganti nama fakultas Syariah dengan fakultas Lahut/Theology. Penggunaan kata lahut sendiri terpengaruh dengan  sekolah/sekolah maupun universitas kristen saat itu.
4.Melarang wanita memakai hijab (Pakaian yang menutup tubuh wanita selain muka dan kedua telapak tangan) bagi yang memaksa bisa dikeluarkan dari sekolah atau bagi pekerja bisa dikeluarkan dari tempat kerjanya.
5.Melarang keras tindak poligami dengan alasan dapat merugikan perempuan  tapi disisi lain  mereka justeru membolehkan pergundikan. Ada sebuah cerita  yang sangat menggelitik yatu suatu ketika seorang pria Turki yang  melakukan poligami ketangkap sedang bersama seorang perempuan yang bukan istri pertamanya. Ia harus berhadapan dengan polisi Turki  karena pada awalnya  ia mengaku perempuan itu adalah isterinya. Karena kecerdikannya iapun merubah alasan dan mengatakan bahwa perempuan tersebut adalah wanita simpanannya. Seketika itu juga polisi melepas pria tersebut tanpa mendapat hukuman.
            Kasus-kasus diatas menunjukkan begitu bencinya faham sekuler terhadap Islam sehingga apapun yang berbau Islam atau Arab berusaha mereka singkirkan. Mereka tidak suka kalau syariat Islam yang rahmatan lil alamin tegak diatas muka bumi.
            Sekulerisasi juga dialami oleh negara muslim Tunisia dan tak kalah hebatnya dengan di Turki, tokoh sekuler yang menjadi dalang sekulerisasi Tunisia  tak lain Habib Barquiba, seorang sarjana lulusan sorbon Perancis. Dengan akal liciknya ia berhasil mengubah Universitas Zaitunah yang dulunya banyak menghasilkan ulama hebat sekelas Ibnu Badis tiba-tiba ia rubah menjadi universitas sekuler. Dengan terang-terangan  ia meminta kepada para mahasiswi untuk mau mengikuti cara orang barat dalam berpakaian, mereka dilarang pakai hijab syar’I tapi harus memakai pakaian bikini sebagaimana kebanyakan orang barat berpakaian. Hingga pada akhirnya  Habib Barquiba berhasil mengadakan lomba renang yang pesertanya  tak lain adalah mahasiswi Universitas Zaitunah. Habib mendapat penghormatan untuk meniup peluit pertama kalinya dimulai lomba renang. Sehabis ia berhasil meniup peluit pertama  dalam sejarah sekulerisasi Tunisia dengan bangganya ia berkomentar di hadapan pers :”Lihatlah ! saya telah berhasil menjadikan rakyat Tunisia tidak lagi mengikuti ajaran Muhammad  tapi mengikuti seorang Habib Barquiba, sarjana lulusan Sorbon Perancis “. Itulah yang sebenarnya terjadi di Tunisia, seorang yang ketika ia lahir tak bisa apa-apa menjella menjadi sosok yang sombong dan berani menghani Rasulullah SAW.
            Setelah kita mengetahui fakta yang terjadi di lapangan bagaimana sekulerisme berusaha ditegakkan di Turki dan Tunisia mari kita ketahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan sekulerisme. Banyak para pakar yang mendefinisikan bahwa sekulerisme adalah  faham yang ingin memisahkan agama dari urusan kenegaraan atau dengan kata lain agama tidak boleh ikut campur dalam hal ini. Mereka menginginkan agama dilakukan secara parsial dan tidak totalitas. Menurut mereka agam hanya sebagai alat para pemuka agama untuk meraih keuntungan baik secara materi maupun secara wibawa dan gengsi.
            Sebenarnya munculnya paham sekulerisme ini berasal dari barat. Kalau kita baca dalam sejarah ternyata bangsa Eropa pernah mengalami masa-masa kegelapan. Mereka pernah tertinggal dalam berbagai hal, pada saat itu justru orang-orang Islam dalam masa cemerlang di bidang ilmu pengetahuan. Dalam bidang kedokteran, seni, teknologi, bahkan  sastra umat Islam sangat maju pada abad yang oleh barat sering dikenal dengan abad pertengahan atau abad kegelapan sebelum orang barat  mengalami masa renaissance. Kekhilafahan Abbasiyah di masa khalifah Makmun (198 H-218 H) menjadi saksi bagaimana gerakan penerjemahan ilmu-ilmu Yunani marak pada masa pemerintahannya, seharusnya orang barat berterima kasih dengan umat Islam yang telah menerjemah ilmu-ilmu Yunani kuno kalau tanpa perantara kita mereka  tidak akan mengetahui turats leluhur mereka. Bahkan di masa Harun Ar Rasyid (170 H-193 H) salah seorang khalifah Abasiyyah mereka memiliki perpustakaan  yang memuat ribuan lebih kitab yang dinamakan Baitul Hikmah atau sering disebut The House Of Wisdome. Ini saat orang-orang Eropa banyak yang belum bisa baca. Masa kejayaan Islam terus berlanjut bahkan sampai ke Eropa melalui jalur Andalusia (Spanyol). Pada masa abad pertengahan itulah puncak kegemilangan peradaban Islam, saking hebatnya kemajuan yang dicapai peradaban Islam  salah seorang penulis mengatakan di saat Baghdad, Cordoba,Kairo sudah terang benderang dengan lampu dan jalan-jalan sudah tertata rapi sementara itu di Paris, Roma, London masih gelap gulita dan jalan-jalan masih banyak yang becek.
            Di masa kemajuan Islam tersebut lahirlah tokoh-tokoh muslim namanya masih dikenal sampai sekarang. Siapa yang tak mengenal Ibnu Rusyd yang dikenal dengan Averos, Ibnu Sina seorang dokter dan juga fiolosof  yang mana karangan monumentalnya “ Al Qanun Fith Thib “ selama beberapa abad sempat dijadikan referensi utama di universitas-universitas Eropa, Ibnu Haitsam  seorang ilmuwan  yang menemukan ilmu optik dan juga penemu sirkulasi darah, Al Khawarizmi yang menemukan angka nol, ada juga Jabir bin Hayyan , Al Farghani penemu astrolobe dan masih banyak lagi. Itu menunjukkan bahwa kontribusi umat Islam saat itu sangat besar bagi kepentingan seluruh manusia. Andalusia merupakan potret   bagaimana Islam adalah agama yang sangat toleran, semua penganut agama baik Islam, Yahudi maupun Kristen bisa hidup berdampingan dan tanpa adanya permusuhan diantara mereka. Pemerintah Islam Andalusia juga memberi kesempatan pada non muslim untuk bisa belajar di universitas mereka, maka tak heran banyak sekali orang Eropa yang menimba Ilmu di Andalusia. Dari hasil mereka belajar di Andalusia  inilah mereka membawa kabar akan kemajuan yang dicapai umat Islam di Eropa, saat itulah  Eropa mulai membuka mata mereka.
            Bagaimana keadaan Eropa saat abad pertengahan itu? Keadaan Eropa saat itu tak lebih bagus dari kondisi di wilayah  Islam. Mereka saat itu adalah bangsa  yang bodoh  dan masih percaya khurafat. Saat itu pemegang kendali kekuasaan adalah gereja yang menggunakan praktek feodal. Saat itu gereja adalah lembaga yang sangat punya pengaruh kuat dalam menentukan kebijakan. Seorang raja sekalipun akan tunduk pada gereja karena jika membangkang bisa terancam inkuisis (dimurtadkan). Gereja saat itu adalah satu-satunya yang diperbolehkan untuk menafsiri kitab suci mereka. Tidak ada kebenaran diluar gereja. Seorang Copernicus yang mengeluarkan pendapat bahwa matahari  adalah pusat tata surya dan bumilah yang memutari matahari harus berhadapan dengan intimidasi gereja. Ia harus merubah pendapatnya tersebut. Gereja sendiri berpendapat bahwa bumilah pusat tata surya bukannya matahari. Gereja juga mengancam para ilmuwan yang mengatakan bahwa bumi itu bulat, ini bertentangan dengan pendapat gereja yang mengatakan bumi itu datar sebagaimana pendapat Aristotles. Galileo pun yang menganut  mazhab Copernicus juga harus diajukan ke pengadilan gereja. Begitulah keadaan Eropa saat itu dimana seseorang sudah tak mampu lagi untuk berpikir memakai akal mereka, karena semua akan diintimidasi gereja.  Saat itulah banyak orang Eropa yang tak peduli lagi terhadap agama mereka. Mereka menganggap agama mereka adalah penyebab kemunduran mereka selama ini. Mereka muak dengan kelakuan gereja yang sok bersih dan mengklaim sebagai wakil  Tuhan di muka bumi dan yang paling benar. Setelah mereka melepas agama mereka ternyata Eropa bisa mengalami kemajuan dan mampu mengejar ketertinggalan mereka dari peradaban Islam yang lebih dulu bersinar.
            Ketika masa kemunduran umat Islam banyak para pemikir yang menganggap bahwa untuk mencapai kemajuan umat Islam harus bisa meniru  barat dalam segala hal. Inilah mulai tumbuh bibit sekulerisme. Mereka ingin menerapkan faham ini di wilayah-wilayah Islam dengan tujuan supaya umat Islam bisa segera bangkit dari kemunduran. Padahal Amir Syakib Arselan pernah mengingatkan dalam bukunya : “Limadza Taakhkharal Muslimuun Wa Taqaddama Ghairuhum “ bahwa orang-orang Eropa bisa maju karena mereka meninggalkan agama mereka sementara umat Islam akan maju kalau mereka kembali pada ajaran agama mereka.

Pandangan Islam Terhadap Sekulerisme
            Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, ia tidak bisa hanya diamalkan separo-separo. Al Qur’an sendiri menyuruh kita untuk masuk ke dalam Islam secara totalitas.
            Dalam surat Al Baqarah 208 disebutkan :
يآ أيّها الّذين آمنوا ادخلوا في السّلم كآفّة
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian semua ke dalam Islam secara keseluruhan “.
            Jadi Islam itu mencakup segala aspek kehidupan, ia adalah Aqidah dan juga syariat, ia adalah agama dan juga sebuah negara, ia agama sekaligus dunia. Mengamalkan Islam secara parsial menunjukkan keimanan kita terhadap kebenaran agama belum sempurna.
            Paham sekulerisme adalah paham yang hanya bisa diterapkan di barat karena sejarah mereka, ajaran kitab suci mereka menyuruh untuk seperti itu. Hal ini berbeda dengan Islam, sejak Rasulullah memperkenalkan Islam ke penjuru dunia ia telah mengajarkan kepada kita bagaimana mengelola dan mengatur negara serta bagaimana menegakkan hukum secara baik. Rasulullah berhasil membentuk  sebuah komunitas muslim yang solid, mereka  terdiri oleh kaum muhajirin dan Anshor. Dari tarbiyah yang beliau lakukan itulah maka lahirlah para pengganti Rasulullah yang paham betul bagaimana mengatur umat, mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, mereka dikenal dengan khulafaur Rasyidin.  Sistem  kekhilafahan ini berlangsung silih berganti hingga pada akhirnya berakhir dengan  runtuhnya khilafah Utsmaniyyah di tangan Ataturk yang berfaham sekuler.
            Paham sekuler bukanlah faham yang cocok untuk diterapkan di wilayah muslim karena Islam adalah agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan bahkan menganjurkan sekali seseorang untuk banyak membaca dan membaca supaya mereka memiliki cakrawala yang luas.
اقرأ باسم ربّك الّذي خلق   خلق الإنسان من علق  إقرأ وربّك الأكرم  الّذي علّم بالقلم   علّم الإنسان ما لم يعلم
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( QS Al Alaq 1-5)
            Ayat pertama yang turun kepada Rasulullah adalah menyuruhnya untuk membaca dan membaca. Ini menunjukkan bahwa kita diperintahkan untuk membaca tanda kebesaran Allah yang ada di dunia ini, hanya dengan membaca kita bisa mengetahui rahasia ciptaan Allah sehingga kita yakin akan kebenaran ajaran Islam dan semakin mantap akan keberadaan Allah.
سنريهم آياتنا في الآفاق وفي أنفسهم حتّى يتبيّن لهم أنّه الحقّ أولم يكف بربّك أنّه على كلّ شيئ شهيد
Artinya :Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushshilat :53).
            Dalam Islam orang yang memiliki ilmu disertai iman akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT, bahkan hanya orang-orang yang berilmu yang bisa menambah rasa takutnya kepada Allah.
ومن النّاس والدّوآبّ والأنعام مختلف ألوانه كذلك  إنّما يخشى الله من عباده العلماء  إنّ الله عزيز غفور
Artinya :Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Fathir :28 )
Penutup
            Pada saat Rasulullah melakukan haji wada’, sebuah hari yang sangat dikenang para sahabat karena saat itulah Rasulullah memberi pidato terakhir dalam haji yang mengharukan dan membuat para sahabat tak mampu menahan lagi lelehan air mata mereka. Diantara pesan Rasulullah adalah pada akhir masa akan timbul banyak perselisihan di kalangan umat Islam, berpegang dengan Al Qur’an dan Sunnah adalah cara yang paling tepat untuk selamat dari fitnah yang terjadi . Rasulullah juga pesan supaya umat ini taat pada pemimipin mereka meski ia adalah budak habsyi yang hitam.
            Tidak ada jalan yang lebih baik bagi umat Islam saat ini selain bersatu menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha memecah belah umat ini dengan faham-faham yang merusak dan melemahkan semangat umat Islam. Ini semua karena musuh Islam menginginkan umat Islam tetap seperti singa ompong yang tak bisa apa-apa dan tak punya daya.
            Semoga Allah memberi hidayah dan menunjukkan kita jalan menuju kemenangan seperti dijanjikan Allah untuk orang-orang yang beriman dan beramal shalih . Amiin.

Surakarta, 18 April 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar